Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Desa Terpencil Ini, Anak Laki-laki Baru Punya Penis Saat Puber

Kompas.com - 16/03/2018, 20:06 WIB
Monika Novena,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah kondisi yang jarang ditemui terjadi di sebuah desa terpencil di Republik Dominika. Anak-anak di sana awalnya terlihat normal sebagai anak-anak yang terlahir dengan jenis kelamin perempuan. Namun, hal aneh terjadi setelah mereka menginjak masa pubertas.

Alat kelamin anak-anak ini berubah menjadi laki-laki dengan tumbuhnya penis dan testis.

Kondisi langka ini disebut dengan Guevedoce dan memengaruhi lebih dari satu persen anak laki-laki yang lahir di Salinas, desa terpencil di barat daya Republik Dominika.

Guevedoce sendiri bisa diartikan 'Awalnya perempuan kemudian laki-laki'. Mereka yang lahir dengan kondisi ini tampak berjenis kelamin perempuan saat lahir dan dibesarkan sebagai perempuan.

"Ketika mereka lahir, mereka tampak seperti anak perempuan yang memiliki vagina. Baru saat mereka mendekati masa pubertas, penis tumbuh dan testikel muncul," kata Michael Mosley, jurnalis sekaligus pembawa acara tayangan BBC, Countdown to Life : The Extraordinary Making of You.

Baca juga : Terjawab, Alasan Laki-laki Juga Punya Puting Meski Tidak Menyusui

Setelah masa pubertas, fungsi laki-laki mereka tumbuh sepenuhnya, meskipun beberapa masih menunjukkan warisan biologis mereka sebagai perempuan.

"Terlepas dari ukurannya yang terbilang kecil, semuanya berjalan dengan normal. Mereka hidup sebagai laki-laki meski dengan jenggot tipis dan prostat kecil," kata Mosley.

Saat menggarap film dokumenter mengenai Guevedoce, Mosley bertemu dengan Johhny, seorang pria yang dibesarkan sebagai gadis kecil bernama Felicita.

Tidak semua anak Guevedoce di Republik Dominika mengubah nama mereka setelah pubertas, beberapa masih mempertahankan nama perempuan mereka.

Johnny dibesarkan sebagai perempuan karena dia tidak memiliki testis serta penis yang terlihat seperti bayi laki-laki, yang ada justru terlihat seperti alat kelamin perempuan.

Namun saat dia berusia tujuh tahun, dia merasa berbeda.

"Saya tidak merasa nyaman, tidak suka lagi memakai rok, dan saya tidak tertarik bermain dengan anak perempuan. Yang ingin saya lakukan hanyalah bermain dengan senapan mainan dan anak laki-laki," kata Johnny.

Baca juga : Lika-Liku Astronot Perempuan jika Menstruasi di Luar Angkasa

Seiring dengan perubahan psikologis, terjadi juga perubahan fisiologis. Testis dan penis Johnny mulai tumbuh.

Meski diejek di sekolah, transformasi tersebut berakhir positif. "Ketika saya berubah, saya merasa bahagia dengan hidup saya," kata Johnny.

Johnny pun berharap bisa menemukan cinta sejatinya dan menjalani hidup layaknya pria.  "Saya ingin menikah dan punya anak," katanya.

Temuan mengapa anak-anak Guevedoce mengalami tranformasi ini pertama kali diketahui oleh Julianne Imperato, ahli endokrinologi dari Cornell University Amerika Serikat yang melakukan perjalanan ke Republik Dominika pada tahun 1970-an.

Imperato tiba di desa terpencil itu dan mendapatkan kisah mengenai perempuan yang berubah menjadi anak laki-laki. Ternyata, kisah itu nyata dan Imperato pun melakukan banyak penelitian sebelum akhirnya mengungkap misteri Guevedoce.

Imperato dan rekan-rekannya menemukan bahwa kekurangan enzim 5-a-reduktase bertanggung jawab atas kondisi langka Guevedoce.

Tanpa enzim tersebut, tubuh tidak menciptakan hormon seks pria dihidrotestosteron (DHT) dan akan mencegah perkembangan organ seks pria, paling tidak hingga masa pubertas datang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com