Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Abaikan Kekambuhan Penyakit Fibrosis Paru, Dampaknya Fatal

Kompas.com - 03/03/2018, 19:06 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com -- Kemungkinan pasien fibrosis paru idiopatik (IPF) untuk sembuh kecil. Kekambuhan justru berpotensi terjadi. Pasien akan mendapati bahwa fase penyakit tersebut semakin lama semakin parah.

Hal ini disampaikan Sita Andarini, Ketua Kelompok Kerja Interstitial Lung Disease, dalam acara temu media yang digelar Roche Indonesia pada Jumat (2/3/2018) di Jakarta.

“Penyakit ini memberatkan karena progresivitas kerusakan paru. Selain itu, eksaserbasi atau kekambuhannya antara 1 hingga 20 persen. Jadi, 2 dari 10 pasien kemungkinan akan mengalami kekambuhan satu tahun setelah teridentifikasi. Kekambuhan jadi penyebab kematian tersering,” ujar Sita.

Baca juga : Fibrosis Paru, Penyakit Mematikan yang Masih Asing bagi Dokter

Perlu diketahui, penyakit fibrosis paru menyebabkan elastisitas paru-paru berkurang. Jaringan parut menghalangi oksigen yang akan masuk ke paru-paru sehingga tidak bisa diedarkan ke seluruh tubuh. Akibatnya, paru-paru terhambat mengembang dan pasien pun mengalami sesak napas.

Menurut Sita, kekambuhan akan memicu perburukan fungsi kapasitas paru-paru. Jaringan parut yang kian meluas akan semakin menurunkan kinerja paru-paru untuk mengembang. Pasien yang mengidap penyakit ini tidak akan terbebas dari gangguan sesak napas dan harus bolak-balik rawat inap hingga mengeluarkan biaya yang tidak sedikit.

Untuk itu, dia meminta kewaspadaan pasien dan keluarga pasien untuk terus memantau kondisi pernapasan penderita. Setiap perubahan pada pasien dengan ciri-ciri berikut patut dilaporkan ke dokter.

Baca juga : Gejala Mirip Penyakit Lain, Fibrosis Paru Kerap Telat Didiagnosis

“Tanda dan gejalanya biasanya sesak napas yang memberat dibandingkan hari-hari biasa dan berlangsung hingga dua minggu. Batu kering semakin kencang. Contohnya nih, biasanya batuknya pada level 5, sekarang meningkat makin parah ke level 9. Itu dari skala 1 sampai 10,” ujarnya.

Selain lewat tanda tersebut, Sita menganjurkan pasien rutin mengecek saturasi oksigen ke dokter. Saturasi oksigen akan diketahui lewat tes pulmoner oksimetri. Jika terjadi kekambuhan, saturasi akan menurun.

Dia menyebut, saturasi oksigen normal adalah 95 persen. Ketika pasien fibrosis paru mengalami kekambuhan, saturasi menurun ke titik 90 persen.

Cara lain untuk mengetahui kekambuhan adalah dengan melakukan CT Scan pada paru-paru. Dari gambaran CT Scan, akan terbaca pertambahan jaringan parut. Kekambuhan juga bisa diamati lewat peningkatan rasa lelah saat beraktivitas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com