Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Remehkan Genggaman Tangan, Kekuatannya Bisa Redakan Rasa Sakit

Kompas.com - 03/03/2018, 18:32 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis


KOMPAS.com - Saat Anda merasa sakit atau nyeri, pernahkah Anda memegang tangan kekasih atau orang yang Anda sayangi kemudian secara perlahan rasa sakit itu hilang?

Jika Anda pernah mengalami hal seperti itu, sebuah penelitian yang dilakukan peneliti asal Universitas Colorado Boulder dan Universitas Haifa berhasil membuktikan bahwa ini bukanlah sekadar sugesti.

Dalam penelitian yang diterbitkan di Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS), Senin (26/2/2018), mereka melaporkan bahwa sentuhan seperti berpegangan tangan memang dapat menjadi penyembuh rasa sakit.

Hal ini karena saat kita menggenggam tangan orang yang kita sayangi, gelombang otak kita dan pasangan akan menjadi sinkron. Hal inilah yang membuat secara berangsur rasa sakit yang dirasakan pasangan hilang.

Baca juga : Mengharukan, Dua Bayi Prematur Ini Selalu Berpegangan Tangan

Mereka mengatakan, semakin kita nyaman atau sayang pada pasangan, semakin banyak pula gelombang otak yang disinkronkan. Saat gelombang otak semakin banyak yang disinkronkan maka semakin banyak rasa sakit yang hilang.

"Dunia modern saat ini memiliki lebih sedikit interaksi fisik dengan sesama dari pada sebelumnya. Penelitian kami ingin menunjukkan bahwa sentuhan sebenarnya memiliki kekuatan dan sangat penting untuk sesama manusia," kata peneliti rasa sakit Pavel Goldstein, dari Cognitive and Affective Neuroscience Lab milik Universitas Colorado Boulder, dilansir Science Daily, Kamis (1/3/2018).

Para peneliti mengklaim bahwa ini adalah penelitian pertama yang mengamati sinkronisasi gelombang otak dalam konteks rasa sakit, di mana otak berperan dalam analgesia atau hilangnya rasa sakit lewat sentuhan.

Goldstein sendiri tertarik akan fenomena ini setelah ia memegang tangan istrinya usai melahirkan putrinya. Tak disangka, sentuhan yang diberikannya ternyata dapat mengurangi rasa sakit sang istri.

"Setelah itu saya ingin mengujinya di laboratorium, apakah seseorang benar-benar dapat mengurangi rasa sakit dengan sentuhan, dan jika ya, bagaimana itu terjadi," sambungnya.

Dia dan rekan-rekannya dari University of Haifa kemudian merekrut 22 pasangan heteroseksual yang berusia 23 sampai 32 yang telah menjalin hubungan selama satu tahun.

Peneliti kemudian memasangkan topi electroencephalography untuk mengukur aktivitas gelombang otak selama dua menit pada semua responden.

Peneliti meminta pasangan melakukan tiga kegiatan, yakni duduk berdampingan tanpa sentuhan, duduk bersama sambil berpegangan tangan, dan duduk di ruangan terpisah.

Kemudian mereka mengulangi hal tersebut saat perempuan dibuat mengalami nyeri ringan pada lengannya.

Baca juga : Bolehkah Berolahraga Saat Sakit?

Peneliti menemukan, terjadi sinkronitas gelombang otak pada pita alfa, panjang gelombang yang terkait dengan perhatian, saat pasangan duduk berdampingan baik bersentuhan atau tidak.

Sinkronitas gelombang otak akan meningkat tajam saat perempuan merasakan rasa sakit dan kekasih memegang tangannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com