Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-Hati, Orang Lanjut Usia Rentan Terkena Penyakit Fibrosis Paru

Kompas.com - 03/03/2018, 12:06 WIB
Shela Kusumaningtyas,
Shierine Wangsa Wibawa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Penderita penyakit fibrosis paru umumnya berusia di atas 55 tahun. Hal ini diungkapkan oleh Sita Andarini, Ketua Kelompok Kerja Interstitial Lung Disease, yang ditemui dalam acara temu media yang dihelat Roche Indonesia di Jakarta, pada Jumat (2/3/2018).

“Pada usia muda, proses perbaikan paru-paru berlangsung normal. Ketika ada jejas, kemampuan tubuh masih bagus untuk memulihkan kondisi paru-paru yang rusak, cepat sembuh. Pada usia lanjut, penyembuhan lambat karena proses penuaan. Akibatnya proses fibrosis menimbulkan bekas luka,” ujarnya.

Keadaan ini membuat jaringan paru-paru yang semula seperti busa kuning berganti menjadi mengeras dan mengkerut dengan warna hijau. Proses fibrosis ini akan berlangsung terus-menerus sehingga kondisi paru-paru tidak bisa kembali seperti semula.

Baca juga : Mengenal Fibrosis Paru, Penyakit Mematikan yang Masih Asing bagi Dokter

“Jejas pada paru timbul karena infeksi virus. Paru-paru bereaksi, berusaha keras menyembuhkan luka, tapi malah kebablasan. Jaringan parut jadi muncul di paru-paru,” kata Sita.

Orang lanjut usia yang mengidap penyakit fibrosis paru idiopatik akan lebih mudah lelah, berat badan menurun, dan memiliki napas yang pendek ketika beraktivitas ringan sekalipun.

Untuk itu, diperlukan perhatian dari keluarga bagi para penderita. Tujuannya agar penderita tidak semakin terpuruk dengan penyakitnya.

Selain usia yang lanjut, faktor risiko lain dari penyakit fibrosis paru adalah faktor lingkungan.

Sita mengatakan, seseorang yang bekerja di kawasan pertambangan lebih berpotensi terkena penyakit ini. Paparan zat beracun seperti logam keras, silika, asbes, dan batu bara berdampak buruk bagi paru-paru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com