Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Temuan Baru, Tes Darah dan Urine Bisa Deteksi Autisme

Kompas.com - 21/02/2018, 09:12 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Perkembangan dunia medis makin maju. Seperti dalam pemberitaan sebelumnya, kita tahu tes darah dapat mendeteksi 8 jenis kanker berbeda.

Terbaru para ilmuwan Inggris mengumumkan keberhasilannya mengembangkan tes darah dan urine untuk mendeteksi autisme pada anak-anak sehingga penanganannya dapat segera dilakukan.

Banyak gangguan autisme atau autism spectrum disorders (ASD) disebabkan oleh faktor genetik, sedang sisanya dipengaruhi oleh faktor lingkungan, mutasi, dan varian genetik langka seperti mutasi transporter asam amino.

Dengan melakukan tes yang diklaim sebagai terobosan pertama di dunia, peneliti berharap dapat membantu diagnosis awal gangguan autisme pada anak-anak.

Baca juga : Harapan Baru bagi Kita, Tes Darah Mungkinkan Deteksi 8 Jenis Kanker

Sebelum terobosan ini berhasil dilakukan, peneliti dari University of Warwick dan Universitas Bologna, Italia, menemukan ada hubungan antara autisme dengan kerusakan protein dalam plasma darah.

Penelitian yang diterbitkan di jurnal Molecular Autism, Senin (19/2/2018) menyebut anak-anak dengan ASD mengandung dityrosine (DT) yang menandakan oksidasi reaktif dan zat modifikasi gula yang disebut advanced glycation end-products (AGEs).

Dalam uji cobanya tim peneliti melibatkan 38 anak yang didiagnosis ASD dan 31 anak sehat sebagai kelompok kontrol berusia 5 sampai 12 tahun. Sampel darah dan urine diambil dari keduanya untuk dianalisis.

Hasilnya ada perbedaan kimia antara kedua kelompok itu.

Dibantu oleh University of Birmingham, mereka mengamati perubahan beberapa senyawa menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk mencari pembeda antara anak ASD dengan kelompok kontrol yang sehat.

Ternyata tes diagnosis tersebut dianggap jauh lebih baik dan akurat daripada metode apapun yang ada saat ini.

Baca juga : Ilmuwan Temukan Metode Baru Identifikasi Autisme, Bagaimana Caranya?

Untuk selanjutnya, tim peneliti ingin mengulangi penelitian dengan jumlah peserta yang lebih banyak untuk mengkonfirmasi apakah tes diagnosis tadi mampu mengidentifikasi ASD sejak dini, juga melihat bagaimana ASD dapat berkembang menjadi penyakit yang lebih parah.

"Penemuan kami dapat digunakan untuk memperbaiki diagnosis ASD awal. Kami harap tes ini juga dapat mengungkap faktor penyebab ASD yang lain," ujar Dr Naila Rabbani, pemimpin penelitian dari University of Warmick, dilansir dari The Independent (19/2/2018).
 
Anak dengan ASD disebut memiliki gangguan pada interaksi sosial dan komunikasi. Mereka cenderung mengalami gangguan bicara, perilaku kompulsif, hiperaktif, susah beradaptasi dengan lingkungan baru, dan kecemasan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau