Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/02/2018, 12:50 WIB
Michael Hangga Wismabrata,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Aroma kepala bayi yang baru lahir bisa membuat perasaan bahagia, mirip dengan obat-obatan untuk gangguan kejiwaan.

Johan Lundström mengaku ada perasaan bahagia saat mencium aroma kepala anak perempuannya setelah lahir. 

Ahli biologi yang khusus mempelajari aroma tersebut terdorong untuk melakukan penelitian tentang bagaimana aroma kepala bayi bisa mempengaruhi orang

Lundström dan timnya dari Klinik Ilmu Saraf dari Institut Karolinska di Stockholm melakukan eksperimen terhadap 30 perempuan.

Peneliti meminta peserta mencium topi milik bayi yang baru saja lahir dan mencium aroma lainnya.

Baca Juga: Haruskah Ibu dan Bayi Tidur Terpisah sejak Bulan Pertama?

Pada saat bersamaan, peneliti merekam aktivitas otak peserta dengan menggunakan kamera magnetik.

Hasil rekaman menunjukkan bahwa aktivitas otak perempuan yang mencium aroma topi milik yang bayi baru saja lahir mirip dengan otak pasien ganggian jiwa yang sedang menjalani terapi.

Hal ini membuat peneliti menaruh harapan untuk menemukan metode terapi baru yaitu dengan model semprotan hidung. Penelitian tersebut sudah dimuat di majalan sains terpopuler di Swedia, Forskening.se.

"Aroma badan bayi mengandung rata-rata sekitar 150 bahan kimia, dan kita belum mengidentifikasi mana yang memiliki efek positif pada otak manusia," kata Lundström, dikutip dari Sciencenordic, Jumat (16/2/2018).

Peneliti sudah menemukan pola dan bukti tidak langsung, namun secara keseluruhan penelitian tersebut masih cukup rumit dan ini membutuhkan waktu lama sebelum bisa diterapkan pada manusia.

Peneliti juga masih mencari jawaban apakah bayi perempuan dan laki-laki memiliki aroma berbeda.

Baca Juga: Jumlah Kematian Ibu dan Bayi di Jabar Turun Tipis

"Sejauh ini, semua penelitian telah dilakukan dengan bayi perempuan," kata Lundström. Namun demikian, Lundström menganggap jenis kelamin tidak menjadi pengaruh.

Saat ini, obat-obatan kimiawi yang diberikan pasien gangguan jiwa selalu diberikan dengan dosis tinggi agar mampu menstabilkan aktivitas otak. Hal ini membuat efek samping yang buruk. 

Hal ini juga menjadi perhatian peneliti apabila berhasil menemukan komposisi kimiawi yang sesuai dengan aroma kepala bayi. 

Efek samping pengobatan dengan metode semprotan hidung ini membuat pasien kebal dengan aroma kepala bayi untuk sementara waktu.

Dua bagian di dalam otak yang berfungsi mengenali aroma dan penciuman dipaksa berdaptasi karena terus-menerus mengenali aroma yang sama. 

"Di sisi lain, saraf penciuman akan membawa bahan kimiawi langsung ke otak," kata Lundström.

Baca Juga: Pahami Pentingnya Gizi Ibu dan Bayi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Mengapa Tidak Ada Narwhal di Penangkaran?

Oh Begitu
Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Bagaimana Wortel Bisa Berwarna Oranye?

Oh Begitu
Apakah Aman Makan Sushi?

Apakah Aman Makan Sushi?

Kita
Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Fakta Menarik Kentut, Hasilkan 500 Mililiter Gas Per Hari (Bagian 1)

Kita
Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Apa yang Harus Dilakukan untuk Mengelola Sampah?

Kita
Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Sains Jelaskan Manfaat Jus Bawang Bombai untuk Rambut Rontok

Oh Begitu
Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Apa Manfaat Air Cucian Beras untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Penyebab Cegukan dan Cara Mengatasinya

Oh Begitu
Mengapa Ikan Bau Amis?

Mengapa Ikan Bau Amis?

Oh Begitu
Minyak Kelapa Baik Dikonsumsi Saat Diet, Ini Alasannya

Minyak Kelapa Baik Dikonsumsi Saat Diet, Ini Alasannya

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com