Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ayah Tunggal Ternyata Berisiko Lebih Cepat Meninggal, Kok Bisa?

Kompas.com - 19/02/2018, 18:09 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

Sumber Time

KOMPAS.com - Menjadi orang tua tunggal mungkin adalah hal yang tak pernah diinginkan siapapun. Sedih dan merasa sendiri adalah perasaan yang paling sering dirasakan para orang tua tunggal.

Namun ternyata berperan sebagai ayah sekaligus ibu bagi pria juga menyimpan risiko kematian yang tinggi. Sebuah penelitian di Kanada menegaskan hal tersebut.

Dalam penelitian tersebut, para peneliti menemukan bahwa ayah tunggal memiliki tingkat kematian dini yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ibu tunggal atau orang tua lengkap.

Untuk mendapat temuannya tersebut, para peneliti melacak 40.000 orang selama 11 tahun. Mereka juga menemukan selain lebih cepat meninggal, ayah tunggal juga memiliki gaya hidup paling tidak sehat.

Baca juga: 7 Pantangan untuk Si Ayah Tunggal

Sayangnya, penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Public Health tersebut tidak bisa memastikan apa penyebab kematian dini para ayah tunggal.

Meski begitu, para peneliti menduga bahwa kebiasaan ayah tunggal yang cenderung tiak makan buah dan sayuran serta lebih cenderung mengonsumsi alkohol mungkin adalah alasannya. Bahkan, para peneliti juga menemukan bahwa ayah tunggal cenderung memiliki panyakit kardiovaskular (jantung) atau kanker saat penelitian ini dimulai.

"Penelitian kami tidak mengidentifikasi penyebab pastinya (kematian dini)," ujar Maroa Chiu, pemimpin penelitian ini dikutip dari Time, Rabu (14/02/2018).

"Kami menemukan bahwa ayah tunggal juga cenderung memiliki gaya hidup tidak sehat, yang bisa menjadi area penting untuk mengatasi perubahan kesehatan pada kelompok berisiko tinggi," imbuh peneliti di Institute for Clinical Evaluative Sciences, Kanada tersebut.

Penelitian serupa juga pernah dilakukan di Swedia dengan merekrut 600.000 peserta. Sama seperti penelitian di Kanada, penelitian ini juga menemukan bahwa ayah tunggal meninggal lebih cepat daripada orang tua lainnya.

Para peneliti berpendapat bahwa mungkin saja kurangnya akses ke jejaring sosial, bantuan sosial, dan dukungan anak mungkin memiliki pengaruh pada kesehatan ayah tunggal. Tapi tanggapan survei pada ayah tunggal menunjukkan, mereka merasa sebagai bagian dari masyarakat sama seperti orang tua lainnya.

Bedanya, para ayah tunggal ini lebih kecil kemungkinannya untuk pergi ke dokter secara teratur. Untuk itu, para peneliti menyarankan profesional kesehatan harus tahu bahwa orang-orang tersebut berisiko tinggi.

Baca juga: Bagaimana Orang Tua Tunggal Mengelola Keuangan?

"Penelitian kami menyoroti bahwa ayah tunggal memiliki tingkat kematian lebih tinggi, dan menunjukkan perlunya kebijakan kesehatan masyarakat untuk membantu mengidentifikasi dan mendukung mereka," kata Dr Chiu.

Meski begitu, satu hal yang mungkin tidak berkontribusi pada kematian dini ayah tunggal adalah tekanan memiliki anak di sekitarnya.

Hal ini ditegaskan pada penelitian di Swedia yang menyebut bahwa kematian dini kurang umum pada ayah tunggal yang tinggal dengan keturunannya. Selain itu, penelitian tersebut juga menemukan tingkat kematian pada laki-laki yang tinggal sendiri tanpa anak jauh lebih tinggi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau