Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagi Pakar DNA, Kulit Hitam Moyang Orang Inggris Bukan Hal Aneh

Kompas.com - 14/02/2018, 12:04 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Baru-baru ini, hasil rekonstruksi wajah moyang orang Inggris diungkap ke publik. Berdasarkan penelitian terhadap DNA, para pakar mengungkap bahwa Cheddar Man memiliki kulit hitam, rambut hitam keriting dan mata biru.

Dikutip National Geographic, Rabu (7/2/2018), Mark Thomas dari University of College London yang ikut merekonstruksi wajah Cheddar Man mengatakan, hal ini mungkin mengejutkan publik, tetapi tidak untuk para pakar DNA.

Pasalnya, hasil analisis DNA Cheddar Man membuktikan bahwa dia mirip secara genetis dengan individu berkulit hitam yang membentuk kelompok pemburu-pengumpul dari zaman Mesolitikum di Spanyol, Hungaria, dan Luksemburg.

Nenek moyang Cheddar Man juga diduga bermigrasi ke Eropa dari Timur Tengah pada akhir Zaman Es atau 11.000 tahun lalu.

Baca juga : Wujud Moyang Orang Inggris Diungkap, Berkulit Gelap dan Bermata Biru

Untuk mengetahui warna kulit dan mata Cheddar Man, para pakar mengambil data DNA dari bubuk tulang hasil mengebor lubang sebesar dua milimeter melalui tulang telinga dalam. Data DNA menyimpan berbagai macam kromosom yang kemudian menentukan warna kulit dan mata.

 “Pigmentasi mata ditentukan oleh gen tertentu dan sebuah varian khusus pada gen. Sementara untuk kulit, ada berbagai macam varian,” kata Thomas.

Para peneliti kemudian menggunakan teknologi pengurutan DNA terbaru untuk memilah dan menerjemahkan data DNA.

Hasil penelitian memang tidak menunjukkan bagaimana warna kulit hitam tersebut belakangan menjadi putih. Namun para pakar memiliki beberapa dugaan, dan salah satu yang paling meyakinkan adalah agar kulit bisa menyerap lebih banyak radiasi ultraviolet.

Baca juga : Berusia 3,6 Juta Tahun, Inilah Kerangka Tertua Nenek Moyang Manusia

Miguel Vilar selaku manajer sains untuk proyek genom National Geographic yang tidak terlibat dalam rekonstruksi Cheddar Man mengatakan, kami berpikir bahwa perubahan ini karena kulit terang lebih menyerap radiasi UV yang diperlukan untuk memecah vitamin D.

Dia menjelaskan bahwa di lingkungan dengan iklim yang lebih dingin, manusia purba lebih jarang terkespos terhadap sinar matahari. Oleh karena itu, mereka perlu menyerap lebih banyak radiasi UV.

Pendapat ini pun disetujui oleh Thomas. Namun, dia tidak yakin bagaimana teori ini menjelaskan pigmentasi warna mata. “Ada banyak proses yang memengaruhi. Bisa jadi itu karena seleksi seksual, atau bahkan hal lain yang belum kita mengerti,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau