Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Zulfakriza Z
Peneliti/Dosen

Dosen Teknik Geofisika, FTTM - ITB | Peneliti pada  Kelompok Keahlian Geofisika Global - FTTM - ITB | Pengurus/Anggota Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) 

Gempa Bumi, Mungkinkah Diprediksi?

Kompas.com - 02/02/2018, 18:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Penilaian dilakukan berdasarkan data sejarah kejadian gempa bumi pada masa lalu, sehingga memungkinkan untuk memperkirakan kemungkinan perulangan kejadiannya di suatu wilayah tertentu dalam orde bertahun-tahun atau dekade.

Tahun 1974 terjadi gempa di Haicheng, China, dengan magnitudo M 7,3. Kejadian gempa bumi ini banyak dirujuk sebagai keberhasilan dalam prediksi gempa bumi.

Prediksi gempa bumi di Haicheng dilakukan berdasarkan studi aktivitas seismik. Hasil studi aktivitas seismik menjadi acuan bagi Pemerintah China mengeluarkan prediksi gempa bumi akan terjadi pada Juni 1974 tanpa menyebutkan jam, menit secara rinci.

Masyarakat dipaksa siaga dan harus mengungsi. Gempa Haicheng terjadi pada pukul 19.36 dengan cukup kuat dan menghancurkan serta merusak sebagian bagunan rumah. Kejadian tersebut mengakibatkan 300 orang korban jiwa.

Jackson dan Kagan, dalam makalah ilmiahnya berjudul The 2004 Parkfield Earthquake, the 1985 Prediction, and Characteristic Earthquakes: Lessons for the Future yang dipublikasikan pada Bulletin of the Seismological Society of America, Vol. 96, No. 4B, pp. S397–S409, September 2006 menceritakan tentang prediksi gempa bumi yang dilakukan oleh The National Earthquake Prediction Evaluation Council (NEPEC) Tahun 1985.

NEPEC merupakan sebuah organisasi yang dibentuk pada tahun 1980 di Amerika Serikat yang fungsinya untuk memberikan saran dan rekomendasi kepada Direktur USGS tentang prediksi gempa bumi dan penelitian ilmiah terkait.

NEPEC mengeluarkan pernyaataan bahwa kemungkinan akan terjadi gempa bumi dengan magnitudo sekitar 6,0 sebelum tahun 1993 di Parkfield bagian dekat dari Sesar San Adreas, California.

Pernyataan ini sebagian besar didasarkan pada perulangan kejadian gempa serupa pada tahun 1881, 1901, 1922, 1934 dan 1966. Jackson dan Kagan menjelaskan gempa bumi tersebut tidak terjadi di Parkfield, dan menjadi pembelajaran untuk meninjau kembali parameter dan karakteristik yang digunakan dalam prediksi gempa bumi.

Contoh prediksi gempa bumi di atas memberikan gambaran bahwa usaha untuk memprediksi gempa bumi masih butuh kerja yang tidak sederhana dan perjalanannya yang masih panjang.

Secara ilmu pengetahuan, prediksi gempa secara akurat belum menghasilkan sesuatu yang menggembirakan.

Dalam buku Predicting Earthquake: A Scientific and Technical Evaluation with Implications for Society menjelaskan bahwa penelitian-penelitian dengan tujuan prediksi gempa fokus pada metode prediksi analis empiris dengan menggunakan dua pendekatan umum, yaitu (1) mengedentifikasis karekateristik precursor dari gempa bumi, (2) mengidentifikasikan beberapa jenis kecenderungan dalam geofisika atau pola seismisitas yang mungkin terjadi sebelum gempa besar datang.

Beberapa bulan terakhir beredar pemberitaan terkait dengan prediksi gempa mahadahsyat yang akan melanda Indonesia. Kekuatan gempanya bisa mencapai magitudo 9,5, demikian menurut pernyataan Profesor Ron Haris seorang peneliti dan pakar geologi dari Brigham Young University.

Pernyaatan ini berdasarkan penelitian paleotsunami yang dilakukannya di sepanjang pantai selatan Jawa. Penelitiannya memerikan informasi tentang adanya deposit sisa tsunami purba yang ditemukan di sepanjang pantai selatan Jawa.

Hal ini menandakan bahwa zaman dulu pernah terjadi gempa dahsyat dan membangkitkan gelombang tsunami. Gempa bumi tersebut berpeluang untuk terulang kembali, akan tetapi penjelasan kapan dan dimana tempatnya secara lebih rinci masih tanda tanya besar.

Kecenderungan penelitian-penelitian kegempaan yang bekembang saat ini adalah lebih fokus pada penemuan dan pemetaan sumber gempa bumi serta memahami karakteristiknya dengan lebih baik.

Pemahaman yang baik terhadap sumber gempa bumi akan menjadi masukan penting dalam penyusunan peta bahaya gempa bumi. Tentunya, peta tersebut menjadi acuan untuk mitigasi dan bagian dari upaya pengurangan risiko bencana akibat gempa bumi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com