Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/02/2018, 20:33 WIB
Resa Eka Ayu Sartika

Penulis

KOMPAS.comKalkulator adalah salah satu alat yang akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Bahkan, alat hitung tersebut kini dengan mudah kita akses di telepon genggam.

Namun, pernahkah Anda bertanya, bagaimana sejarah kalkulator hingga bisa digunakan seperti sekarang ini?

Menurut sejarahnya, pada 1 Februari 1972 kalkulator genggam ilmiah pertama di dunia diperkenalkan kepada publik. Kalkulator tersebut dibanderol dengan harga 395 dollar AS oleh Hewlerr-Packard.

Kalkulator yang dinamai HP-35 ini merupakan kalkulator genggam pertama yang dapat melakukan fungsi logaritmik dan trigonometri hanya dengan menekan satu tombol. Selain itu,, kalkulator ini juga memiliki layar LED yang bisa memberikan angka ilmiah hingga 10 digit mantissa (angka di belakang koma dari suatu nilai logaritma) dan 2 digit eksponen (angka yang menunjukkan derajat pangkat).

Sayangnya, setelah empat tahun dijual bebas, kalkulator genggam ilmiah ini berhenti diproduksi.

Baca juga: Kalkulator Ini Hitung Usia Kebugaran Anda

Namun, jika mau menilik lebih jauh, sebenarnya ide pembuatan kalkulator sudah ada sejak lama. Bahkan, jauh sebelum HP-35 diperkenalkan ke publik.

Pada 1623, misalnya, mesin penambah pertama di dunia dibuat. Hal ini terungkap setelah Dr Franz Hammer, penulis biografi Johanner Kepler, menemukan surat yang ditulis Wilhem Shickard tentang alat penghitung pada 1623 dan 1624.

Dalam surat tersebut, Shickard menjelaskan tentang jam penambah yang dia buat kepada Kepler. Ini membuktikan bahwa Shickard merupakan penemu mesin penambah pertama, bukan Blaise Pascal pada 1642.

Selanjutnya, pada 1773, seorang pastor sekaligus ahli astronomi bernama Philip Matthäus Hahn bercita-cita merancang sebuah kalkulator yang dapat membantunya menghitung parameter jam dan planetarium. Hahn membuat kalkulator dari 12 drum dalam sususan melingkar yang diaktifkan menggunakan putaran yang terletak di sumbu drum.

Dalam perkembangannya, kalkulator komersial pertama bernama Arithmometer. Alat hitung ini dipatenkan pada 1820 di Perancis.

Mesin hitung ini bahkan diproduksi ulang oleh sekitar 20 perusahaan lain di Eropa sepanjang 1851 hingga 1915. Banyak perusahaan memproduksi mesin ini karena ia dapat melakukan operasi hitung, seperti penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian.

Pamor Arithmometer masih tinggi hingga pada 1887 saat Dorr E Felt mematenkan temuannya, yaitu Comptometer. Mesin hitung yang satu ini memiliki tombol-tombol yang mirip dengan kalkulator modern.

Sayangnya, Comptometer memiliki ukuran yang cukup besar.

Baca juga: Kalkulator Ini Bisa Hitung Risiko Impotensi

Sementara kalkulator saku pertama kali muncul pada 1948 dengan nama Curta. Mesin hitung ini memiliki bentuk yang jauh berbeda dengan kalkulator modern.

Bentuk kalkulator masa kini boleh jadi terinspirasi oleh ANITA, sebuah mesin hitung yang tercipta pada 1961. ANITA diklaim menjadi kalkulator meja pertama yang sepenuhnya menggunakan perangkat elektronik. Hingga 1964, ANITA terjual puluhan ribu di seluruh dunia mengalahkan berbagai pesaingnya.

Pada 1967, barulah kalkulator genggam pertama di dunia tercipta. Alat hitung tersebut dinamai Cal Tech.

Kalkulator genggam pertama ini dirilis secara komersial pada 1970. Benda ini memiliki layar kecil dengan 18 tombol. Mesin hitung ini bisa menampilkan hingga 12 digit desimal.

Selanjutnya, kalkulator terus berkembang hingga saat ini. Bahkan, saat ini kita dengan mudah mengaksesnya melalui perangkat telepon genggam atau komputer kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau