KOMPAS.com -- Dunia kesehatan sudah lama mengetahui bahwa konsumsi garam terlalu banyak bisa menyebabkan stroke dan penyakit jantung.
Namun, apakah hal itu juga bisa mempengaruhi otak kita?
Para ilmuwan baru saja menemukan bahwa pola makan garam berlebihan mempengaruhi kerja otak pada tikus, dan hal tersebut juga bisa berpengaruh sama pada manusia.
Costantino Ladecola, direktur Feil Family Brain and Mind Research Institute di Weill Cornell Medicine, New York (Amerika Serikat), mengatakan bahwa mereka sudah memberi tikus garam 8 sampai 16 kali dari kadar normal.
Mereka kemudian menguji tikus itu dengan menggunakan uji perilaku, dan dalam waktu cepat para peneliti bisa melihat dampak garam kadar tinggi ini terhadap tikus.
"Dalam waktu tiga bulan, tikus ini mengalami kemunduran." kata Dr Iadecola .
Baca juga : Daging Kambing Aslinya Sehat, yang Tak Sehat adalah Garam Berlebihnya
"Tikus itu biasanya binatang yang ingin tahu banyak dan mencoba melihat hal baru, namun dengan berlalunya waktu, mereka mulai kehilangan kemampuan mengidentifikasi hal yang normal."
"Ketika ditempatkan di kandang mereka dan diminta menemukan tempat yang sepi, tikus ini tidak ingat dimana tempat sepi itu."
"Dan ketika tikus harus membuat kandang, hal yang dilakukan tikus tiap hari, mereka tidak bisa melakukannya."
Penelitian ini diterbitkan di jurnal Nature Neuroscience, mengatakan bahwa manusia juga akan mengalami hal yang sama.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa warga Australia mengkonsumsi garam dua kali dari lebih banyak dari yang direkomendasikan setiap hari, kebanyakan dari makanan jadi.
Dr Iadecola mengatakan jumlah dua sendok kecil garam yang dikonsumsi oleh warga Australia setiap harinya bisa mempengaruhi fungsi otak dalam jangka panjang.
Namun penurunan ini tidak akan secepat seperti yang mereka lihat di tikus, yang memang mendapatkan garam dalam kadar yang sangat tinggi.
Baca juga : Wanita Wajib Konsumsi Garam jika Alami Kondisi Ini
"Tetapi barangkali dalam ukuran tahun dan bahkan puluhan tahun - dibandingkan pemberian beberapa bulan terhadap tikus - maka bahkan garam dalam kadar rendah akan memberikan dampak yang buruk." kata Dr Iadecola.
Dengan adanya pertalian bahwa pola makan kadar garam tinggi dengan penyakit seperti stroke dan dementia, pertanyaan dasarnya mengapa hal itu bisa terjadi?
Professor Bryce Vissel, Direktur Pusat Ilmu Syaraf di University of Technology Sydney, mengatakan penelitian terbaru ini dengan 'elegan' menunjukkan bukti tingginya kadar garam mempengaruhi fungsi otak.
"Ini menunjukkan bahwa hal yang mempengaruhi proses kekebalan di dalam usus, pada asalnya juga berpengaruh pada proses kekebalan di dalam otak." katanya.
Professor Vissel mengatakan temuan terbaru ini mengukuhkan pendapat bahwa apa yang terjadi dengan kita diakibatkan dari apa yang kita makan.
"Tidak diragukan lagi bahwa apa yang kita makan mempengaruhi pencernaan kita dalam beberapa hal." katanya.
"Perubahan dalam pencernaan ini kemudian mengakibatkan berbagai response dalam tubuh, misalnya terjadi pembengkakan, dan yang lainnya mempengaruhi kerja otak."
"Bagaimana hal ini kemudian menyebabkan dementia, belum kita ketahui, tetapi hubungan antara pembengkakan dengan perubahan fungsi otak sangat jelas." kata Profesor Vissel.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.