KOMPAS.com -- Bunglon dikenal dengan kemampuannya mengubah warna tubuh untuk berkamuflase. Namun, ternyata bukan itu saja keahlian mereka.
Peneliti dari Jerman baru saja menemukan trik visual baru dari reptil ini. Di bawah sinar UV, tubuh mereka ternyata bisa menyala atau yang dikenal dengan istilah fluoresens.
Temuan ini berdasarkan pengamatan peneliti terhadap kurang lebih 300-an spesies yang mewakili dua genus. Mereka memotret hewan tersebut baik di habitat aslinya maupun spesimen yang terawetkan dengan mengunakan sinar UV untuk menerangi bunglon.
Tak disangka, di bawah sinar UV, bunglon bercahaya dan membentuk pola tertentu pada tubuh mereka.
"Kita hampir tidak dapat mempercayai mata kita saat menyinari bunglon dengan lampu UV, hampir semua spesies menunjukkan pola biru yang terlihat di kepala, beberapa bahkan di sekujur tubuh," kata David Prötzel, penulis utama penelitian ini dikutip dari New Atlas, Rabu (17/1/2018).
Baca juga: Seperti Apa Warna Bunglon jika Berada di Ruangan Penuh Cermin?
Selanjutnya, tim mulai menganalisis bagaimana dan mengapa fluoresensi ini dapat terjadi.
Pertama-tama mereka melakukan pemindaian mikro pada kepala bunglon. Peneliti menemukan bahwa pola bercahaya yang sempurna berbanding lurus dengan pola tuberkel atau benjolan tulang yang menonjol dari tengkorak masing-masing hewan.
Dengan membuat rekonstruksi 3D dari sel jaringan, para periset kemudian menemukan bahwa kulit yang menutupi tuberkel transparan dan sangat tipis, sehingga pada dasarnya berfungsi sebagai jendela yang membiarkan sinar UV langsung mencapai tulang, yang secara alami bersifat fluoresens.
"Sudah lama diketahui bahwa tulang berpendar di bawah sinar UV, namun fakta bahwa hewan menggunakan fenomena ini untuk bersinar sangat mengejutkan dan belum pernah diketahui sebelumnya," kata Frank Glaw, peneliti dan juga herpetolog di Bavarian State Collection of Zoologi (ZSM) Munich, Jerman.
Baca juga: Kejadian Kepunahan Predator Laut Terbesar Diungkap, Beginilah Kisahnya
Para periset juga menemukan bahwa masing-masing kelompok spesies memiliki pola berpendar yang berbeda. Lalu, jantan cenderung memiliki pola yang jauh lebih rinci dan banyak dibandingkan betina.
Meski belum diketahui pasti bagaimana bunglon menggunakan fluoresensi, peneliti menduga jika kemampuan ini digunakan untuk berkomunikasi atau memberikan sinyal tanpa menarik perhatian predator. Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memastikan fungsi fluoresensi pada bunglon.
Penelitian ini dipublikasikan di jurnal Nature Scientific Reports.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.