Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kandungan Email Gigi Bisa Ungkap Jenis Kelamin Fosil, Kok Bisa?

Kompas.com - 18/01/2018, 17:00 WIB
Michael Hangga Wismabrata

Penulis

KOMPAS.com - Ilmuwan mengumumkan  telah mendapatkan sebuah metode baru yang dapat mengidentifikasi jenis kelamin fosil dengan tepat. Hal itu dilakukan dengan menggunakan email gigi, yakni lapisan luar gigi yang dapat kita lihat.

Selama ini, menentukan jenis kelamin fosil memiliki implikasi dalam konteks arkeologi dan hukum.

Pengurutan DNA sebenarnya dapat juga dilakukan, tapi hal itu membutuhkan waktu lama dan seringkali mahal, tergantung pada kualitas sampel DNA.

Oleh sebab itu, Nicolas Andre Stewart seorang ahli kimia dari Universitas Brighton, bersama rekannya mencoba mengembangkan metode untuk menentukan jenis kelamin lewat peptida dari email gigi. Jaringan tubuh manusia yang tahan lama.

Baca Juga: Fosil Baru Mengungkap Wajah Nenek Moyang Manusia dan Kera

Perlu diketahui, manusia memiliki dua gen yang berbeda untuk amelogenin atau serangkaian protein yang terkait erat dalam amelogenesis, pengembangan email. Itu adalah AMELX pada kromosom X, dan AMELY pada kromosom Y.

Produk protein ini memiliki urutan kandungan asam amino yang sedikit berbeda. Email dari pria yang memiliki kromosom X dan Y, mengandung campuran dua protein, sedangkan perempuan hanya mengandung AMELX.

Dalam penelitian yang dilakukan Stewart dan timnya, mereka menggunakan spektrometer massa untuk mendeteksi tanda kromosom Y dan variasi peptida spesifik kromosom X. Spektrometer massa adalah alat yang digunakan untuk menentukan massa atom atau molekul.

"Kami menyajikan sebuah metode untuk penentuan jenis kelamin sisa-sisa manusia dengan menggunakan identifikasi dari email gigi dan lalu dari isoform kromosom yang terkait jenis kelamin dari amelogenin, protein pembentukan email, dengan spektrometri massa kromatografi," katanya dalam abstark penelitiannya di PNAS, 2017.

Kita tahu bahwa gigi mempunyai daya tahan lebih lama dan lebih baik daripada tulang.

Sebab itu, terobosan mengetahui jenis kelamin melalui struktur gigi pada fosil membantu untuk mengungkap pertumbuhan, pola perawatan, epidemiologi, dan demografi di masa lalu.

Ahli osteologi yang fokus mempelajari tulang manusia dan tulang hewan juga terbantu untuk mengetahui kondisi kesehatan seksual serta perkembangan fosil di masa lalu, misalnya pubertas dan kesuburan.

Baca Juga: Fosil Langka Pecahkan Teka-teki Penyebaran Berang-berang Purba

Metode ini penting untuk menjawab sejumlah pertanyaan yang tidak dapat dijawab dari situs arkeologi tentang jenis kelamin. Jenis kelamin fosil saat usia anak-anak atau remaja, hampir tidak mungkin terbentuk dengan baik di kerangka tulang fosil.

Selama ini, arkeolog menentukan jenis kelamin hanya dari barang-barang atau prasasti saja dan jenis kelamin usia anak-anak pada fosil Neandertal dan populasi Paleolitik sulit untuk diketahui.

Sebenarnya, amelogenin telah digunakan saat proses forensik untuk tes penentuan jenis kelamin manusia dan spesies mamalia lainnya.

Tes ini gagal pada manusia, karena kromosom Y yang mencakup AMELY, lebih mudah tergerus atau hilang. Ini menjelaskan adanya kasus salah identifikasi jenis kelamin saat forensik, seharusnya lak-laki tapi terdeteksi perempuan.

Peneliti masih mencari jawaban apakah perbedaan jenis kelamin akan mempengaruhi proses pembusukan pada email di gigi. Hasil penelitian pada beberapa populasi, pembusukan gigi lebih sering terjadi pada betina.

Hal ini disebabkan karena jumlah protein AMELY yang hanya sekitar 10 persen dari semua tipe amelogenin pada gigi dan gen kromosom Y tidak sekomplit versi X. Gen jantan memiliki protein tambahan yang membuat perbedaan dengan gen betina.

Baca juga : Fosil Berusia 245 Juta Tahun Ini Dibilang Mirip Darth Vader, Setuju?

Namun demikian, peneliti mengakui sangat sulit untuk menguji ciri-ciri khusus seperti pola makan selama perkembangan, kehamilan, atau faktor lingkungan lainnya, menjadi penyebab pengeroposan gigi atau tidak.

John Hawks yang juga seorang arkeolog mengatakan dalam situsnya bila kasus pengeroposan gigi pada jaman sekarang jauh berkurang dibandingkan 20.000 tahun terakhir, termasuk pada hewan mamalia lainnya. Ini disebabkan amelogenin pada dua jenis kelamin sudah melakukan tugasnya dengan baik bagi kita.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com