KOMPAS.com - Kabar planet mars memiliki air memang pernah menjadi kabar baik bagi manusia Bumi, yang menandakan bahwa planet merah itu kemungkinan besar dapat dihuni.
Namun, beberapa waktu lalu para pakar memastikan mars tidak lagi memiliki air. Semuanya hilang.
Mereka awalnya berspekulasi bahwa runtuhnya medan magnet mars miliaran tahun lalu menghancurkan pelindung atmosfer dan membuat air menguap ke ruang angkasa. Kini,
ada dugaan baru ke mana perginya air mars.
Dilansir dari Telegraph, Rabu (20/12/2017), teori baru dari Universitas Oxford menunjukkan bahwa sebenarnya air mars tidak pergi ke manapun. Air justru terserap oleh batuan ke dasar permukaan mars.
Baca juga : Temuan Baru Membantah Semua Bukti yang Tunjukkan mars Punya Air
"Orang telah memikirkan hilangnya air di mars dalam waktu yang lama, tapi tidak ada yang menguji teori air yang diserap batuan. Salah satu alasan mars kehilangan air, bisa jadi karena mineraloginya," kata Dr Jon Wade, Rekan Riset NERC di Departemen Ilmu Bumi Oxford.
Dalam penelitian yang sudah diterbitkan di jurnal Nature tersebut, para peneliti menggunakan pemodelan komputer untuk menghitung berapa banyak air yang bisa diserap batuan yang ada di permukaan mars.
Mereka menganalisis data rover mars yang menunjukkan bahwa permukaan mars menyerap semua air dan menjadikan planet ini kering.
Hasilnya menunjukkan, batuan dasar di mars dapat menyerap air sampai 25 persen lebih banyak daripada bumi. Hal ini memungkinkan mars untuk menyerap lebih banyak air ke permukaan.
Tim peneliti menilai keadaan ini terjadi karena adanya peran suhu batuan dan tekanan di bawah permukaan mars.
Mereka telah mengetahui bahwa ukuran mars lebih kecil dibanding Bumi dan memiliki kadar besi yang tinggi. Hal ini membuat banyak air terserap ke dalam kerak.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.