Meski pulih dengan instan, psikosis ketinggian terisolasi ini berpotensi menimbulkan kesalah yang berakibat fatal.
"Penting agar para pendaki menyadari risiko ini, (mereka) harus tahu benar bahwa halusinasi tidak nyata dan menemukan beberapa tindakan penanggulangan selama pendakian mereka," saran Brugger.
Penelitian lebih lanjut mengenai gangguan ini akan membantu mengungkap mengenai psikosis ini.
Maret mendatang, para peneliti berencana bekerja sama dengan dokter Nepal untuk mengetahui seberapa sering pendaki mengalami Psikosis Ketinggian Terisolasi.
"Kami akan menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data dari pendaki yang turun dari Everest," tambah Brugger.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.