Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/12/2017, 11:08 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) meminta para dokter dan masyarakat untuk menangguhkan pemberian vaksin dengue (DBD).

Rekomendasi itu menyusul publikasi terbaru tentang vaksin yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Perancis, Sanofi Pasteur itu.

"IDAI menginstruksikan agar dokter spesialis anak menangguhkan pemberian vaksin dengue sampai terbit arahan selanjutnya," demikian pernyataan IDAI dalam keterangan pers yang terbit Kamis (7/12/2017).

Hasil analisis keamanan jangka panjang vaksin DBD yang dilakukan Sanofi Pasteur selama enam tahun dirilis dalam situs web-nya pada 29 November 2017 lalu.

Berdasarkan hasil analisis itu, vaksin dengue bekerja baik pada mereka yang pernah terjangkit DBD tetapi tidak pada yang belum pernah mengalami.

Analisis menemukan bahwa dalam jangka panjang, pada yang belum pernah terjangkit DBD, vaksin justru bisa memicu munculnya penyakit.

"Penemuan ini menggarisbawahi kompleksnya infeksi dengue" demikian diugkapkan Su-Pei Ng, Global Medical Head, Sanodi Pasteur.

"Kami bekerja dengan stakeholder kesehatan untuk memastikan pemberi resep, pemberi vaksi, dan pasien punya informasi yang tepat tentang temuan baru ini," imbuhnya.

IDAI sendiri sebelumnya telah merekomendasikan pemberian vaksin dengue pada anak berusia 9-16 tahun. Langkah itu diambil karena tingginya kasus DBD di Indonesia.

Menyusul kajian terbaru dari Sanofi Pasteur, IDAI memilih untuk merekomendasikan penangguhan pemberian atas dasar keamanan pasien.

Sementara itu, IDAI akan memulai kajian ilmiah lebih rinci pemberian vaksin DBD. Bayi dan anak yang telah diberi vaksi dengue diharapkan kembali ke dokter untuk dipantau kesehatannya.

Selain IDAI, pemerintah Filipina juga menyatakan penagguhan pemberian vaksi dengue, bahkan akan meuntut Sanofi Pasteur karena merilis vaksin tanpa dengan batasan penggunaan yang belum jelas.

Satu vaksi tak sepenuhnya aman bukan berarti vaksin yang lain pun demikian. Untuk vaksin lain, anjuran IDAI tetap seperti sebelumnya.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

Kapan Fenomena El Nino Berakhir?

Fenomena
Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

Tanaman Rambat Kok Tahu Jalur yang Benar untuk Memanjat? Ini Rahasianya

Oh Begitu
Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

Apa yang Terjadi Saat Fenomena El Nino dan La Nina?

Fenomena
Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

Apakah Manfaat Makan Jamur untuk Kesehatan Jantung?

Oh Begitu
Tak Cemari, 'Karat Pintar' Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

Tak Cemari, "Karat Pintar" Ini Justru Tingkatkan Kualitas Air

Fenomena
Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Mengenal Hidrogel, Teknologi Baru untuk Mengatasi Kelangkaan Air

Fenomena
Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

Bagaimana Berlian Merah Muda Terbentuk? Studi Ungkap

Oh Begitu
Apa yang Membuat Ketan Lengket?

Apa yang Membuat Ketan Lengket?

Oh Begitu
Kabar Buruk, Lebah Berpotensi 'Lenyap' dari Eropa pada 2080

Kabar Buruk, Lebah Berpotensi "Lenyap" dari Eropa pada 2080

Fenomena
Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

Apa Hewan yang Terbang Paling Cepat?

Oh Begitu
Dari Mana Asal Anggur Muscat?

Dari Mana Asal Anggur Muscat?

Oh Begitu
Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

Panda Raksasa di Kebun Binatang Bisa Menderita Jet Lag, Apa Maksudnya?

Fenomena
6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

6 Fakta Menarik Paru-paru Manusia

Kita
Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

Apakah Penderita Asam Urat Boleh Makan Jeroan?

Oh Begitu
Apakah Bintang Bisa Menjadi Planet?

Apakah Bintang Bisa Menjadi Planet?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com