Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Rahasia Besar" Perjalanan Kesehatan Bondan Winarno 12 Tahun Terakhir

Kompas.com - 29/11/2017, 12:41 WIB
Gloria Setyvani Putri

Penulis

KOMPAS.com - Presenter kuliner Bondan Haryo Winarno yang akrab dengan jargon maknyuss telah wafat di usia 67 tahun, Rabu pagi pukul 9.05 WIB di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta.

Semasa hidup, Bondan tidak hanya menjadi presenter kuliner. Dia juga mempelopori dan menjadi ketua Jalansutra. Sebuah komunitas wisata boga yang sangat terkenal di Indonesia.

Sebelum Bondan meninggal, dia sempat menceritakan kronologi kesehatannya dalam milis Jalansutra.

"Mohon maaf bila selama beberapa hari ini saya menyembunyikan sebuah rahasia besar dari Anda semua. Saya ceritakan sejak latar belakangnya," tulisnya membuka cerita.

BACA: Presenter Kuliner Bondan Winarno Meninggal Dunia

Pada 2005, Bondan Winarnomemeriksakan diri ke dokter penyakit dalam dan mendapatkan diagnosa bahwa dirinya mengalami penyumbatan arteri jantung. Dia harus segera dikateterisasi.

Di lain pihak, ketika memeriksakan diri ke dokter saraf, sang dokter mengatakan bahwa yang dialami Bondan sama sekali bukan penyakit jantung.

Melakukan pengecekan ulang pada dokter lain, Bondan mendapatkan kesimpulan yang sama. Akhirnya, dia mengalami kebimbangan tentang penyakitnya.

Dalam kebingungan itu, Bondan akhirnya tidak menjalani kateterisasi. Dia hanya mengonsumsi Plavix (pil pengencer darah) untuk menghindari penyumbatan arteri.

Setahun menonsumsi Plavix, Bondan nyaris pingsan saat berkunjung ke rumah salah satu temannya. Dokter mendiagnosa saat itu tekanan darah Bondan rendah karena darahnya terlalu encer.

Di tahun itu, Bondan langsung pergi ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk annual check up. Dengan pemeriksaan MSCT (generasi baru dari CT Scan untuk mendiagnosa organ penting seperti jantung dengan lebih baik), terbukti Bondan tidak mengidap penyakit jantung.

Hampir sembilan tahun berlalu, pada 2015 Bondan kembali melakukan Annual Medical Check Up di Malaysia. Barulah saat itu ditemukan adanya dilatasi (penggembungan) pada aorta di tahap awal.

Penggembungan itu disebut sebagai aorta aneurysm. Dokter menyarankan untuk selalu dilakukan pengawasan adanya pembesaran atau tidak untuk berjaga-jaga jika diperlukan operasi.

Penyakit ini seperti bom waktu yang setiap saat bisa pecah dan mematikan.

Bulan Juli 2017, Bondan bertemu ahli pembuluh darah, Dr Iwan Dakota, yang merupakan adik Kapolri Tito Karnavian.

Setelah memeriksa hasil medical record terakhir di KL, dia menemukan ada masalah lain, yakni katup aorta yang berfungsi memberikan oksigen pada darah untuk disalurkan ke seluruh tubuh bocor.

Keesokan harinya, Bondan langsung melakukan pemeriksaan echo di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. "65% confirmed bahwa katup aorta saya bocor. Saya kemudian menjalani TEE (endoscopy) utk mendapatkan 90% konfirmasi," tulis Bondan.

Tidak lama setelah itu, Bondan yang kondisinya masih sehat langsung masuk meja operasi untuk menjalani pembedahan vaskular. Setidaknya dia menghabiskan 5 jam di dalam ruang operasi.

"27 Sept 2017 pagi saya menjalani 2 operasi sekaligus, yakni penggantian katup aorta dan penggantian aorta yang nengalami dilatasi. Operasi berlangsung selama 5 jam dan dinyatakan berhasil. Saya siuman di ICU sore hari dan dirawat selama 24 jam di ICU. Dari ICU saya dipindah ke Intermediary Ward," tulis Bondan.

Setelah melewati operasi besar, tidak ada perdarahan yang dialaminya. Akan tetapi, beberapa lama kemduian Bondan mengalami kejang-kejang saat tidur. Dia mengalami komplikasi aritmia. Tubuhnya dipasang TPM (Temporary PaceMaker) sambil dimonitor penyebabnya.

Aritmia sendiri adalah salah satu dampak yang mungkin dialami setelah operasi jantung.

Selama 72 jam setelahnya, tidak tampak kemajuan dari TPM. Dokter yang menangani Bondan memutuskan untuk memasang TPM di pangkal paha. "Terus terang, saya ketakutan," ucapnya.

Selasa malam, terjadi keajaiban kecil. Saat Bondan sudah didorong menuju kamar operasi, nadinya kembali berdenyut. Operasi saat itu dibatalkan.

Tulisan ini dimuat Bondan dalam milisnya pada Jumat (6/10/2017). Dia pun sempat mengijinkan anggota komunitasnya untuk menjenguknya pada hari Minggu (8/10/2017).

Bondan pada Rabu (29/11/2017) meninggal dunia pada usia 67 tahun. Kompas.com masih berusaha mendapatkan informasi terkahir tentang kesehatannya.

Selamat jalan, Pak Bondan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com