KOMPAS.com- Protes Farizal Ramli, Ketua Ikatan Ahli dan Sarjana Indonesia-Jerman (IASI), terhadap keabsahan gelar dan nominasi Nobel Dr Taruna Ikrar berbuntut panjang.
Menanggapi hal ini, Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4) turut angkat suara. Mereka mengeluarkan surat pernyataan sikap resmi yang menjelaskan tiga hal penting, yaitu keilmuwan, administrasi kelembagaan, dan legalitas dari Taruna.
Dalam surat yang ditandatangani oleh Dr Jhony Setiawan selaku Ketua I-4, organisasi yang menjadi wadah ilmuwan Indonesia di dalam dan luar negeri ini menyayangkan adanya kasus Taruna.
Surat tersebut berbunyi demikian: "Kekeliruan yang terjadi baik disengaja atau tidak oleh Dr Taruna Ikrar terkait dalam hal nominasi Nobel 2016 untuk penemuan di penelitian optogenetics, adalah hal yang disayangkan oleh banyak pihak."
Baca Juga: Doktor Taruna Ikrar Beberkan Fakta soal Nobel, Klarifikasi Tudingan
"Pernyataan Dr Taruna Ikrar tentang klaim nominasi Nobel 2016 tidak sepatutnya dilakukan karena tidak berdasarkan fakta yang sesungguhnya. Pernyataan Dr Taruna Ikrar tentang klaim nobel dapat dipastikan tidak benar sesuai dengan surat yang diterima oleh UC Irvine dan pengakuan Dr Taruna Ikrar," lanjutnya.
Selain itu, I-4 juga menyangsikan keabsahan profesi Taruna sebagai Full Professor dan Dean & Professor of Biomedical Sciences di PHSU.
"Untuk keabsahannya, menurut peraturan akademis negara bagian California atau peraturan akademis di Amerika Serikat, memerlukan investigasi lebih lanjut," ujar surat tersebut.
"I-4 sudah melakukan investigasi mengenai klaim terkait kedua lembaga ataupun status Dean & Professor Dr Taruna Ikrar, namun berdasarkan investigasi tersebut, I-4 masih belum dapat secara meyakinkan atau memastikan kebenaran klaim tersebut," sambungnya.
Oleh sebab itu, dalam poin nomor 2, I-4 mengajak institusi atau lembaga lain yang berwenang untuk ikut membantu dalam mengklarifikasi dua klaim Taruna dan memastikan kebenarannnya.
Sebelumnya, Taruna sendiri sudah melakukan klarifikasi terkait kasus nominasi nobel 2016 tersebut kepada media.
Baca Juga: Taruna Ikrar Terbukti Tak Dapat Nominasi Nobel, tapi Tetap Berprestasi
Dikutip dari Kompas.com Selasa (21/11/2017), dia mengatakan, informasi yang sebenarnya, bahwa hasil penelitian kami, berdasarkan bobot, kebaruan, serta potensi manfaatnya, berpotensi dan berpeluang mendapatkan penghargaan tertinggi, seperti penghargaan nobel.
"Sehingga kami BERHARAP menjadi nominator Nobel prize. Akhirnya, semoga klarifikasi ini bisa memberikan penjelasan yang sejujurnya. Dan mohon maaf atas segala kekhilafan," katanya lagi.
Melalui surat resminya, University of California menyatakan Taruna tidak pernah masuk dalam nominasi nobel, meskipun dia diketahui pernah bekerja di kampus tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.