Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyakit Asam Lambung Makin Umum, Apa Sebabnya?

Kompas.com - 17/11/2017, 18:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com --  Menurut Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, prevalensi kasus penyakit asam lambung atau gastroesophageal reflux disease (GERD) tengah meningkat.

“Waktu mengikuti pertemuan dokter-dokter di Asia, kita sepakat bahwa kecenderungan GERD ini tengah meningkat,” ujar spesialis ilmu penyakit dalam, ahli gastroenterologi dan Wakil Ketua Perkumpulan Gastroenterologi Indonesia (PGI) ini di acara peluncuran GERDQ oleh AstraZeneca dan PGI yang diadakan di Jakarta, Kamis (16/11/2017).

Penyebabnya adalah gaya hidup yang kurang baik.

Ari berkata bahwa ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena GERD, yakni obesitas, tidur telentang tanpa bantal, alkohol, merokok, stres, dan kopi.

Baca juga : Hati-hati GERD, jika Lengah Akan Berakhir Petaka

Mungkin Anda bertanya-tanya, kok bisa tidur telentang menyebabkan GERD?

Ari menjelaskan bahwa hal ini ada hubungannya dengan gravitasi. Tidur telentang tanpa bantal setelah makan dapat membuat asam lambung berbalik arah menuju kerongkongan.

“Makanya kalau orang dulu selalu bilang, ‘Enggak boleh langsung tidur setelah makan.’ Makan itu selambat-lambatnya satu jam sebelum tidur,” ujarnya.

Ari juga menambahkan bahwa makan pun tidak boleh terburu-buru karena lambung yang seperti kantung membutuhkan waktu untuk berdilatasi atau mengembang. “Kalau lambung enggak sempat dilatasi, asam lambung bisa balik lagi (ke kerongkongan),” katanya.

Untuk itu, dia menekankan pentingnya pola hidup yang baik untuk mencegah dan menangani GERD.

Baca juga : Asam Lambung Sering Naik, Gejala Penyakit Apa?

Pertama adalah tidur. Menurut dia, tidur tidak bisa diganti oleh apa pun dan untuk orang dewasa, dianjurkan enam sampai delapan jam. Idealnya pun dilakukan pada malam hari karena tidur siang tidak bisa menggantikan tidur malam.

Kedua, usahakan agar lambung selalu terisi makanan yang mengandung karbohidrat setiap enam hingga delapan jam. “Tidak harus nasi, bisa kentang, roti, singkong, tahu dan tempe. Jangan lupa juga sayur dan buah,” katanya.

Kalau Anda memang harus minum kopi, Ari berkata bahwa batasan maksimal untuk orang sehat adalah tiga cangkir dalam sehari.

Namun, pasien GERD harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. “Kalau agak berat bisa tidak diperbolehkan minum kopi. Tapi sebaiknya kalau sudah GERD ya tidak minum kopi,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau