KOMPAS.com - Leonardo da Vinci bukan hanya seniman, tapi juga ilmuwan banyak bidang yang berpengaruh dalam era Renaissance Italia abad ke-15. Da Vinci juga disebut sebagai seorang jenius, ketika Walter Isaacson mendeskripsikan sosok seniman di balik lukisan Mona Lisa dan Perjamuan Terakhir.
Isaacson menyebut senyuman Mona Lisa ibarat puncak pembelajaran seumur hidup Da Vinci yang digunakan untuk mempelajari seni, sains, optik, dan hal lain yang membuatnya penasaran.
"Da Vinci menghabiskan banyak halaman di buku catatannya untuk membedah wajah manusia. Dia mempelajari setiap otot dan saraf yang menyentuh bibir," ujar Isaacson.
Da Vinci membuat gambar Mona Lisa sejak 1503 sampai mendekati kematiannya 1519. Dia mencoba membuat sedetail mungkin di setiap goresan. Untuk mewujudkan itu, Da Vinci sampai membedah mata mayat manusia untuk mempelajari detail di pusat retina.
Semasa hidup, pelukis Italia itu selalu membawa buku catatan. Sepanjang perjalanan Firenze atau Milan, dia selalu membuat sketsa ekpsresi dan emosi orang-orang. Da Vinci pun menghubungkan hal itu dengan perasaan batin yang dialami.
Membawa Trik Bidang Lain ke Dalam Lukisan
Pada zamannya, Leonardo da Vinci tidak dikenal sebagai pelukis. Tetapi sebagai seorang arsitek atau insinyur. Meski jenis pekerjaan itu dilakoni Da Vinci dengan sangat menggebu, tapi sebenarnya pekerjaan pertamanya adalah sebagai produser teater.
Pengalamannya sebagai produser teater juga dimasukkan ke dalam karya lukisnya. Seperti pada lukisan Perjamuan Terakhir. Da Vinci memakai trik yang sama seperti teater agar lukisannya terlihat lebih nyata.
Da Vinci menggunakan trik memiringkan meja seperti di atas panggung, agar penonton dapat melihat isi di dalam meja. Dalam lukisan ini, Da Vinci juga banyak memberikan gestur pada karakter agar hidup.
Sebagai anak yang lahir di luar nikah, Da Vinci tidak pergi ke sekolah. Dia belajar secara otodidak. Salah satu hal yang disukainya adalah aliran arus sungai menuju ke sungai Arno.
Da vinci juga suka melihat arus udara saat melewati sayap burung yang melengkung. Dia melihat hal tersebut, dan mengerti bahwa hal itu membantu burung untuk terbang lebih tinggi. Hal ini pula yang sekarang kita ketahui digunakan pada sayap pesawat terbang.
Apa ciri khas kejeniusan Leonardo dan apa yang bisa diajarkannya?
Di buku catatan Da Vinci, kita melihat berbagai pertanyaan seperti mengapa orang menguap atau mengapa langit biru. Dia sangat penasaran dengan fenomena sehari-hari.
Penasaran dengan segala hal dan hanya karena ingin tahu, bukan karena hal itu berguna adalah ciri khas Da Vinci. Begitulah cara dia mendorong dirinya untuk belajar dan menjadi jenius.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanDapatkan informasi dan insight pilihan redaksi Kompas.com
Daftarkan EmailPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.