Penelitian Wise juga menemukan bukti baru yang membantah asumsi bahwa otak perempuan "tidak bekerja" saat orgasme.
Asumsi tersebut berasal dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2005 oleh ahli kesehatan, Gert Holstege, di Universitas Gronigen, Belanda.
Holstege yang menggunakan Positron Emmision Tomography (PET) untuk menganalisis otak perempuan saat beristirahat, pura-pura orgasme, dan benar-benar orgasme menemukan bahwa aktivitas pada area otak yang mengatur emosi turun drastis ketika perempuan orgasme.
Menggunakan penemuan tersebut, Gert kemudian menyarankan perempuan untuk melupakan stres dan kekhawatiran agar bisa mencapai orgasme.
Namun, hal tersebut dibantah oleh Wise yang menemukan bahwa semua bagian dalam otak bereaksi bersama-sam dan tidak ada yang "istirahat" saat mencapai puncak orgasme. "Kami tidak menemukan bukti adanya saraf yang tidak bekerja saat orgasme," kata Wise.
Tidak ada yang bisa memastikan secara mutlak, bagaimana kinerja otak bisa mengurangi rasa sakit saat orgasme pada perempuan terjadi atau saat laki-laki mencapai puncak kenikmatan.
Menurut Wise, pengetahuan tentang bagaimana kenikmatan diproses di dalam otak masih sangat sedikit. "Kita masih belajar dasar-dasarnya saja, dan masih terlalu dini untuk menjawab pasti tentang kenikmatan," kata Wise.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.