Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Meteorit Rp 1,3 Miliar, Apa Istimewanya?

Kompas.com - 14/10/2017, 15:11 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

QUEENSLAND, KOMPAS.com – Benda ini sekilas tampak seperti batu biasa. Namun, siapa sangka harganya 100.000 dollar AS atau setara Rp 1,3 miliar. Apa istimewanya?

Batu ini sebetulnya adalah meteorit seberat 15 kg yang disimpan di Museum Queensland, Australia.

Museum tersebut membayar separuhnya nilai batu tersebut kepada penemunya. Sisanya didapat dari bantuan hibah dari rekening Warisan Budaya Nasional Pemerintah Federal.

 

Penemu adalah sepasang orang yang tengah menggali tanah sedalam satu meter di Queensland utara.

Saat melihat benda itu, mereka mengira itu adalah batu biasa. Tetapi karena baunya tidak seperti batu biasa, mereka membawanya ke museum.

Teka-teki tentang benda itu terungkap setelah meteorit tersebut digergaji dan tampaklah logam yang menakjubkan. Polanya bercabang dan indah layaknya karang staghorn.

"Semuanya sangat keperakan, terbuat dari paduan besi nikel, yang tertanam dalam matriks rapuh berwarna perunggu dari mineral sulfida besi yang disebut troilite," kata pakar mineralogi Museum Queensland, Andrew Christy, seperti dikutip dari ABC News, Jumat (13/10/2017).

Awalnya Christy juga tidak menyangka hal itu karena meteorit besi yang sering ia temukan hanya berupa logam padat.

Ia menduga meteorit itu berasal dari sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter. Di sana, terdapat meteorit yang lebih kecil dan bila digabungkan mungkin membentuk sebuah planet.

"Beberapa di antaranya memiliki inti logam, seperti versi Bumi mini, dan jika Anda secara bertahap meledakkan (batuan) melewati benturan semua batu yang menutupi, akhirnya Anda bisa mendapatkan potongan inti. Meteorit logam adalah, kita berpikir, potongan kecil inti," ujar Christy.

Penemuan meteorit ini menjadi yang pertama di Australia. Diyakini, hanya ada lima di seluruh dunia dan Museum Queensland menyimpan yang paling besar.

Kini, Christy tengah menganalisis meteorit menggunakan mikroskop elekron. Skala gambar yang mampu diperbesar hingga seribu milimeter.

Menurut dia, meteorit dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana Bumi terbentuk.

"Kami mendapat analisis kimia dan saya akan anyam bersama-sama ke dalam sebuah cerita yang mungkin bisa memberi tahu kita betapa lambatnya hal ini didinginkan dari keadaan cair (dan) betapa beragam unsur kimia yang mendistribusikan dirinya di antara semua mineral berbeda yang ada di sana," sebutnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau