Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Material Baru Diciptakan, Bisa Berubah Bentuk seperti Gurita

Kompas.com - 14/10/2017, 13:25 WIB
Lutfy Mairizal Putra,
Monika Novena

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peneliti tengah mengembangkan material baru yang bisa diprogram mengikuti bentuk baik itu dalam dua dimensi maupun tiga dimensi.

Material baru ini terinspirasi dari kemampuan sefalopoda yang memiliki kemampuan mengubah bentuk serta warna dalam waktu cepat. Contoh sefalopoda antara lain gurita dan sotong, ahli kamuflase terbaik di dunia binatang.

Segfalopoda dapat mengubah warna tubuhnya dalam hitungan detik. Hal ini dimungkinkan berkat kromatofora di kulit, serta iridophores dan leucophores yang memantulkan cahaya.

Dengan itulah makhluk hidup bisa mengubah warna dalam hitungan detik, yang berguna untuk menghindari pemangsa yang mengancam sekaligus bersembunyi dari predator.

Trik mereka yang lain adalah dengan cara mengubah bentuk kulit mereka. Kulit sefalopoda memiliki bagian yang sangat berotot yang disebut dengan papilla. Dengan bantuan bagian inilah tektur kulit sefalopoda dapat berubah.

Sotong Eropa, misalnya, setidaknya memiliki sembilan set papilla, yang masing-masing dapat berubah dari kulit dua dimensi yang rata menjadi sekitar selusin bentuk yang berbeda. Semuanya dikontrol secara individual.

Dengan memanfaatkan papilla, gurita dan sotong bisa "menyatu" dengan batuan dan karang, bahkan meniru makhluk laut lainnya.

Terinspirasi oleh papila, tim peneliti kemudian mencoba mengembangkan material baru yang diproyeksikan memiliki kemampuan seperti kulit sefalopoda.

"Banyak hewan memiliki papilla, tetapi mereka tidak bisa memperpanjang dan menariknya seketika seperti gurita dan cumi-cumi," kata Roger Hanlon, ahli biologi sefalopoda dari Institut Oseanografi Woods Hole seperti dikutip dari Science Alert, Kamis (12/10/2017).

Material yang tengah dikembangkan oleh tim peneliti terdiri dari jaring serat yang disematkan pada karet silikon. Jaring ini dilapisi sedemikian rupa sehingga bagian-bagiannya kaku selama proses transformasi. Ini memungkinkan beberapa bagian memanjang saat diaktifkan atau digelembungkan dengan udara.

"Peneliti telah mengembangkan banyak cara canggih untuk mengatur bentuk yang lembut dan mudah diatur, namun kami ingin melakukannya dengan cara sederhana yang cepat, kuat dan mudah dikendalikan," kata James Pikul, Kepala Peneliti Universitas Pennysylvania.

"Kami tertarik dengan bagaimana sefalopoda mampu mengubah tektur kulit mereka. Jadi kamu belajar dan mendapat inspirasi dari otot-otot yang memungkinkan sefalopoda mengendalikan tektur mereka kemudian menerapkan gagasan ini ke sebuah metode untuk mengendalikan bentuk bahan yang lembut dan mudah direnggangkan," ujarnya.

Dari penelitian itu, peneliti menciptakan dua bentuk dari gagasan mereka. Bentuk pertama dapat menyerupai bentuk kerikil abu-abu. Yang lain membentuk tanaman sekulen Graptoveria amethorum. Karya mereka telah dipublikasikan pada jurnal Science volume 358.

Namun, tak memutup kemungkinan material tersebut digunakan untuk militer. Mengingat risetnya didanai oleh Kantor Penelitian Angkatan Darat AS dan Kantor Penelitian Ilmiah Angkatan Udara AS.

Material ini dapat digunakan membantu mempelajari hewan di alam liar tanpa mengganggu lingkungan sekitarnya. Bisa juga dimanfaatkan dalam bidang kemiliteran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau