Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Gigitan Ular Makin Banyak, Pemerintah Bikin Program Penyelamatan

Kompas.com - 10/10/2017, 08:10 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com –- Di Indonesia, ada 76 jenis ular yang berbisa. Jika tergigit, masyarakat bisa mengalami kelumpuhan hingga kematian.

Meski tak ada data resmi kasus gigitan ular, jumlah perkiraan korban akibat gigitan ular mencapai 135.000. Jumlah itu baru yang dilaporkan ke rumah sakit dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), sedangkan yang tidak dilaporkan bisa jauh lebih banyak.

Pakar gigitan ular dan toksikologi DR. dr. Tri Maharani, M.Si SP.EM berkata bahwa pemerintah telah menganggap serius dan mencari jalan keluar kasus gigitan ular. Hal ini diketahui setelah Tri melakukan sejumlah pertemuan dengan Kementerian Kesehatan beberapa waktu lalu.

(Baca juga: 10 Orang Meninggal dalam 2 Bulan, Gigitan Ular Tak Bisa Disepelekan)

“Pemerintah sepakat akan membuat sebuah program untuk menyelamatkan Indonesia dari gigitan ular,” kata Tri saat dihubungi, Senin (9/10/2017).

Tri menuturkan, terlebih dulu akan dilakukan pemetaan ular yang ada di Indonesia oleh sejumlah herpetolog.

Sementara itu, Tri dan Remote Envenomation Consultant Service (RECS) Indonesia akan berkecimpung dalam penanganan awal gigitan ular dengan melatih para dokter dan perawat, antara lain terkait dengan indentifikasi pemakaian dan presentase dosis anti bisa.

Hingga kini pemerintah baru memiliki satu anti bisa ular polivalen yang dapat digunakan untuk tiga jenis bisa ular. Idealnya, satu jenis ular ditangani dengan satu monovalen. Untuk itu, pembuatan anti bisa ular baru akan dikerjakan oleh Bio Farma, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, dan pihak universitas.

(Baca Juga: Bagaimana Caranya agar Tidak Mati setelah Digigit Ular Berbisa?)

“Nah, itu bukan bagianku. Tapi yang akan aku lakukan sekarang adalah membuat sebuah kit (perangkat) untuk mendeteksi bisa ular, karena mendeteksi hanya bisa dilakukan oleh para dokter,” kata Tri.

Menurut Tri, tindak lanjut program akan berjaan dalam waktu dekat. Pada bulan Oktober 2017, misalnya, akan dimulai dengan pedoman penanganan gigitan ular.

Sementara itu, Menteri Kesehatan Nila Djuwita Farid Moeloek yang ditemui seusai acara penyerahan sertifikat 13 daerah bebas kaki gajah mengatakan, program penyelamatan akibat gigitan ular akan memakan waktu yang panjang. Untuk membuat serum, diperlukan serangkaian percobaan agar dapat diaplikasikan ke tubuh manusia.

“Itu penelitiannya lama, masih panjang. Nanti harus clinical trial (percobaan klinis) dan sebagainya,” kata Nila.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com