KOMPAS.com -- Pada saat ini, sekitar 1.081 tengkorak manusia sedang disimpan di luar Berlin.
Tengkorak-tengkorak tersebut pada awalnya merupakan koleksi etnografer Felix von Luschan. Namun, kini mereka berada di bawah perawatan Yayasan Warisan Budaya Prusia yang akan memulai proyek untuk menggali informasi tentang tengkorak-tengkorak tersebut.
Tidak banyak yang diketahui oleh para peneliti mengenai tengkorak-tengkorak ini, tetapi tulisan pada tempurung menunjukkan daerah asal dan waktu mereka ditemukan.
Menurut tulisan tersebut, Von Luschan mengumpulkan mereka bersama kolektor Jan Czekanowski dari berbagai daerah di Afrika, termasuk Rwanda, Tanzania, dan Burundi, pada awal 1900-an dan membawa mereka ke Jerman.
"Sepertinya [von Luschan] mendapatkan mereka dari beberapa tempat pemakaman, mungkin dari suku-suku, atau yang ditemukan di sekitarnya," kata Bernhard Heeb, yang memimpin proyek penelitian oleh Yayasan Warisan Budaya Prusia seperti diwartakan Newsweek, Jumat (6/10/2017).
Dia melanjutkan, "(von Luschan) mengumpulkan, terkadang, tengkorak yang ditemukannya di jalan atau di samping jalan."
Von Luschan memang sosok yang kontroversial pada kala itu.
Dia memperdebatkan persamaan ras dan pernah menulis bahwa manusia “berasal dari satu keturunan yang sama” dan "tetapi [etnisitas] mungkin berbeda, seseorang tidak harus lebih rendah dari yang lain.”
Akan tetapi, beberapa karyanya, terutama soal skala warna kulit, bisa dianggap rasis oleh standar saat ini. Pasalnya, skala tersebut digunakan sebagai dasar untuk mengklasifikasikan ras manusia berdasarkan warna kulit.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.