Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan TSI Cisarua Dipilih sebagai Rumah Baru Cai Tao dan Hu Chun

Kompas.com - 30/09/2017, 16:04 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com –- Kamis (28/9/2017) menjadi hari pertama tibanya sepasang panda raksasa (Ailuropoda melanoleuca) dari China. Cai Tao (jantan) dan Hu Chun (betina) tiba dengan kargo pesawat Garuda Indonesia.

Indonesia menjadi negara ke-16 yang mendapatkan izin pengembangbiakkan (breeding loan). Dari ke-15 negara sisanya, hanya Thailand, Malaysia, Jepang, Austria, Belgia, Amerika Serikat, dan Kanada yang berhasil melakukan pengembangbiakkan.

Persetujuan breeding loan untuk Indonesia merupakan tindak lanjut nota kerjasama antara pemerintah Indonesia dan pemrintah China, serta kerjasama business to business antara PT Taman Safari Indonesia (TSI) dengan China Wildlife Conservation Association (CWCA) pada 1 Agustus 2016 lalu.

(Baca juga: Panda Raksasa dari China Bakal Jalani Karantina, Kenapa?)

Untuk mendapatkan izin itu, setiap negara yang meminjam harus mampu memenuhi standar yang ditetapkan. Jika lalai, tak menutup kemungkinan bila hewan endemik China itu malah mati di habitat barunya.

Selama satu tahun peminjaman, pemerintah mempercayakan pengembangbiakan pasangan panda itu kepada lembaga konservasi Taman Safari Indonesia (TSI).

Bedasarkan penelitian tim independen akreditasi lembaga konservasi, TSI memiliki nilai mutu A.

Direktur Taman Safari Indonesia, Jansen Manangsang, mengatakan, suhu udara di TSI Cisarua pada siang hari berkisar antara 23-27 derajat celsius, sedangkan pada malam hari suhu mencapai 11-16 derajat celcius. Suhu sejuk seperti itu menjadi tempat yang sesuai dengan habitat panda.

(Baca juga: Mengapa Panda sangat Menggemaskan? Sains menjawabnya)

Panda maunya di bukit, tapi ada tanah ratanya. Ada kandang di luar dan di dalam, ada rumah sakitnya. Air minum juga bersih, tempat perisitirahatan, dan juga makanannya 20 jenis bambu sudah kami tanam di area 10 hektar,” kata Jansen.

Jansen juga menyebutkan bahwa ketersediaan sumber daya manusia yang merawat panda juga menjadi modal penting.

Dalam rentang waktu tertentu, Cai Tao dan Hu Chun akan menjalani pemeriksaan urin untuk mengontrol kesehatan dan mengetahui masa perkawinan.

Sementara itu, Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Wiratno mengatakan, breeding loan yang didapatkan pemerintah (Indonesia) merupakan bentuk kepercayaan dari pemerintah China.

Bila dilihat dari perkembangan ilmu pengetahuan, menurut Wiratno, mempelajari hewan endemik dari negara lain akan menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangbiakkan hewan langka.

Sebelum panda, breeding loan yang telah didapat Indonesia berupa penguin yang datang dari pemerintah Jepang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com