Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tampil di GMIC Indonesia 2017, Ini Isi Pesan Stephen Hawking

Kompas.com - 26/09/2017, 19:07 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com -- Acara Global Mobile Internet Conference (GMIC) Indonesia 2017 akhirnya digelar pada hari ini, Selasa (26/09/2017), di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD. Salah satu dari rangkaian acara pembuka adalah pesan dari Stephen Hawking bagi para pemimpin industri teknologi di Indonesia.

Tampil dalam video wawancara yang sudah pernah diputar di GMIC Beijing 2017, Hawking berbicara mengenai pentingnya mengawasi dan mengarahkan perkembangan kecerdasan buatan (AI) agar dapat menguntungkan manusia dan lingkungan.

Meski AI berpotensi membantu manusia melawan penyakit dan kemiskinan, serta melipatgandakan kecerdasan manusia; Hawking tidak menutup kemungkinan bahwa AI yang lebih cerdas dari manusia juga dapat mengacuhkan, mengesampingkan, atau bahkan menghancurkan manusia.

(Baca juga: Perlukah Kita Takut Dikalahkan oleh Kecerdasan Buatan?)

“Secara singkat, saya percaya bahwa munculnya AI yang sangat kuat bisa menjadi hal terbaik atau hal terburuk bagi manusia,” ujarnya.

Menurut dia, tidak ada perbedaan antara apa yang bisa dilakukan oleh otak biologis dengan apa yang bisa dilakukan oleh komputer. “Jadi komputer, secara teori, bisa mengemulasikan kecerdasan manusia dan melebihinya,” kata Hawking.

Hawking lalu berbicara bagaimana kekhawatiran mengenai AI pada saat ini adalah mengenai hilangnya pekerjaan manusia karena diambil alih oleh AI, tetapi dia lebih takut akan kehadiran AI di masa depan yang lebih cerdas daripada manusia. Dia tidak yakin bahwa AI yang lebih cerdas ini akan membantu dan menyelesaikan berbagai masalah manusia.

“AI akan bangkit sendiri dan merancang dirinya sendiri dengan kecepatan yang akan terus bertambah. Sementara manusia, yang terbatas dengan lambatnya evolusi biologi, tidak akan mampu bersaing dan dilewati,” katanya.

(Baca juga: Ini 4 Bukti Kecerdasan Buatan Sudah Kalahkan Manusia)

Dia melanjutkan, hal ini akan sangat menganggu ekonomi kita. Dan di masa depan, AI akan bisa mengembangkan kehendaknya sendiri yang bertentangan dengan kehendak kita.

Pada Januari 2015, Hawking bersama pengusaha teknologi Elon Musk dan para pakar AI lainnya pernah menandatangani sebuah surat terbuka yang meminta pelaksanaan penelitian mengenai dampak AI terhadap masyarakat, termasuk pencegahan masalah dan cara mengambil manfaat dari AI bagi manusia.

“Kita merasa semua orang perlu tahu bahwa para peneliti benar-benar memikirkan kekhawatiran ini dan isu-isu etis lainnya,” katanya.

Oleh karena itu, Hawking pun menyarankan agar para peneliti tidak hanya berfokus untuk memperluas kemampuan AI, tetapi juga memaksimalkan manfaat sosialnya dan mengetahui risikonya di masa depan.

(Baca juga: Elon Musk dan 100 Pakar AI Desak PBB untuk Larang Robot Pembunuh)

Caranya dengan melakukan penelitian multidisiplin yang menggabungkan berbagai ilmu, seperti ekonomi, hukum, dan filosofi, dengan keaamanan komputer dan berbagai cabang ilmu AI lainnya.

“Pada saat ini, saya mungkin telah membuat Anda takut. Saya meminta maaf. Namun, sangat penting agar Anda, para hadirin konferensi (GMIC 2017), menyadari posisi yang Anda pegang dalam memengaruhi riset-riset masa depan dan perkembangan teknologi masa kini,” ujar Hawking.

Hawking pun mengajak para hadirin untuk bergabung dan melakukan tindakan yang dapat mencegah bangkitnya AI yang tidak terkontrol di masa depan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com