KOMPAS.com -- Atritis adalah salah satu penyakit kronis yang umum diderita oleh manusia sedunia sejak ribuan tahun yang lalu. Namun, jumlah penderita atritis baru meledak selama beberapa dekade terakhir. Di Amerika Serikat saja, sebanyak 54,4 juta orang atau satu dari enam orang menderita atritis.
Hal ini, menurut kebanyakan peneliti dan masyarakat umum, disebabkan oleh umur manusia yang semakin panjang dan berat badan yang terus meningkat.
Untuk mencari kebenarannya, seorang pakar biologi dari Harvard University, Ian Wallace, mempelajari tulang dari orang-orang lansia Amerika Serikat di berbagai periode, termausk sebuah spesimen dari suku Indian yang berusia 6.000 tahun.
(Baca juga: Membunyikan Buku-buku Jari Tak Sebabkan Artritis)
Wallace berpendapat bahwa ketika kendaraan belum diciptakan dan orang-orang harus berjalan, bertani, dan berburu; artritis menjadi sebuah penyakit yang tidak terelakkan.
Namun, ternyata dugaan Wallace tidak terbukti. Dilaporkannya dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, artritis justru lebih umum ditemukan selama beberapa dekade terakhir. Bahkan, sejak tahun 1940-an, angka osteoartritis meningkat hingga dua kali lipat di antara populasi AS.
Lalu, setelah mengategorikan spesimen berdasarkan berat badan dan usia, hasil penelitian Wallace menunjukkan bahwa kedua faktor ini tidak mempengaruhi kemungkinan seseorang terkena artritis.
“Kita mampu menunjukkan, untuk kali pertama, bahwa penyebab dari rasa sakit ini justru dua kali lebih umum ditemukan sekarang daripada dulu,” ujar Wallace dalam siaran pers.
Dia melanjutkan, namun, yang lebih mengejutkan adalah fakta bahwa penyakit ini tidak hanya disebabkan oleh umur manusia yang semakin panjang atau berat badan yang terus bertambah, tetapi untuk alasan lain yang kemungkinan berhubungan dengan lingkungan modern kita
Studi ini tidak menyebutkan secara spesifik alasan dari peningkatan jumlah artritis di era modern. Namun, penulis studi lain, Daniel Lieberman, menduga bahwa hal ini disebabkan oleh meningkatnya waktu duduk masyarakat modern. Selain itu, pola makan yang berubah dan luka akibat olahraga juga dapat mempengaruhi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.