Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa yang Harus Anda Lakukan untuk Memindahkan 500 Gajah?

Kompas.com - 22/08/2017, 09:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Memindahkan satu gajah saja sudah sulit, apalagi 500 gajah. Namun, tugas yang terdengar hampir mustahil ini berhasil dilakukan oleh Malawi, sebuah negara di Afrika.

Pada bulan Juli lalu, para pengurus satwa liar di Malawi akhirnya menyelesaikan megaproyek yang telah berlangsung selama dua tahun. Mereka memindahkan 520 gajah dari Taman National Liwonde dan Suaka Margasatwa Majete ke Suaka Margasatwa Nkhotakota.

Proyek tersebut dimulai karena populasi gajah yang meledak di Liwonde dan Majete menimbulkan konflik dengan manusia. Satwa liar tersebut merusak sawah dan menganggu ternak warga lokal. Akibatnya, para petani menembaki mereka sebagai bentuk perlawanan.

Sebaliknya, populasi gajah di Nkhotakota menurun drastis akibat perburuan liar. Dalam kurun waktu 20 tahun, jumlah gajah di Nkhotakota yang awalnya 1.500 ekor kini tinggal 100 ekor.

Akan tetapi, memindahkan 500 gajah dari satu ujung negara ke ujung lainnya bukanlah tugas yang mudah. Gajah-gajah ini tidak bisa dibiarkan berjalan menuju Nkhotakota karena daerah yang harus dilalui padat penduduk.

Oleh karena itu, Malawi pun mengerahkan tenaga para dokter hewan dan pakar konservasi dari African Parks, sebuah kelompok nirlaba yang mengurus taman-taman nasional untuk melakukannya.

Pertama-tama, gajah harus dipindahkan dalam satu kelompok. Hewan ini adalah hewan sosial, dan berpindah bersama kawanannya akan mengurangi stres dan membantu mereka beradaptasi di tempat baru.

Menggunakan helikopter, para pengurus satwa liar kemudian mencari satu kawanan gajah. Setelah ditemukan, mereka menembakkan obat bius berupa opioid sintetis yang 1.000 kali lebih kuat daripada morfin selagi petugas yang di darat berjaga di sekitar kawanan.

Dengan dosis tersebut, seorang manusia akan langsung meninggal dalam hitungan detik. Namun, obat bius masih butuh empat menit untuk membuat gajah pingsan. Selama empat menit yang penting tersebut, seorang gajah masih mampu bergerak jauh.

Di sinilah, tanggung jawab para petugas darat menjadi sangat vital. Mereka harus memastikan agar gajah tidak bergerak terlalu jauh, jatuh ke dalam air, menabrak pohon, mau pun jatuh di bagian dada karena posisi tersebut dapat menghancurkan paru-paru gajah.

Andrea Heydlauff, ketua marketing untuk African Parks mengatakan, setelah empat menit, gajah-gajah berhenti berlari dan mulai berjatuhan, idealnya di tempat yang sama. Namun, kejadian ini berlangsung sangat cepat dan kita harus segera berlari untuk memastikan semua gajah baik-baik saja.

Setelah gajah-gajah pingsan dan diletakkan dalam posisi yang tepat, petugas darat kemudian meletakkan ranting pada ujung hidung gajah untuk memastikan agar mereka tetap dapat bernafas. Petugas juga melipat telinga gajah ke depan untuk melindungi mata mereka dari sinar matahari.

Sebuah crane khusus diciptakan untuk mengangkat dan memindahkan 520 gajah yang sudah dibius.Pete McBride/National Geographic Sebuah crane khusus diciptakan untuk mengangkat dan memindahkan 520 gajah yang sudah dibius.

Menggunakan crane khusus, gajah kemudian diangkat menggunakan tali di sekitar kaki mereka untuk dipindahkan ke dalam peti kayu dan diberi obat penawar yang dapat membangunkan mereka dari efek anestesi.

Meskipun gajah-gajah ini tetap bangun selama 12 jam perjalanan menuju Nkhotakota, Heydlauff berkata bahwa mereka masih jinak karena pengaruh obat bius.

Kini, 520 gajah telah berada di Nkhotakota. Tugas Malawi dan African Parks berikutnya adalah melestarikan populasi ini untuk meningkatkan lapangan kerja dan turisme di daerah tersebut.

African Parks yang mengambil alih pengelolaan suaka margasatwa tersebut pada tahun 2015 berjanji akan bertindak serius melawan pemburu liar. Mereka telah merekrut dan melatih petugas taman untuk mengamankan Nkhotakota dan merawat gajah-gajah tersebut.

“Kita tahu apa yang membunuh gajah-gajah ini, (dan) kita bisa menghentikan sumbernya,” ujar Heydlauff yang optimis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com