KOMPAS.com -- Pada tahun 1970-an, ketika manusia masih optimis mengenai eksplorasi luar angkasa, para astronom berpendapat bahwa mengirimkan peta bumi ke luar angkasa untuk memberitahukan keberadaan kita adalah ide yang bagus.
Frank Drake pun berpikir demikian. Bekerja sama dengan Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), astronom ini merancang peta bumi untuk Pioneer 10 dan 11, serta Voyager 1 dan 2.
Ditampilkan pada foto di atas, plak yang dirancang oleh Drake untuk Pioneer menunjukkan gambaran perempuan dan laki-laki, serta sebuah peta sederhana yang menunjukkan lokasi bumi di tata surya kita.
(Baca juga: Apakah Alien Diam-diam Hidup di Antara Kita?)
Sementara itu, Voyager dilengkapi dengan piringan emas yang bila diputar akan menunjukkan gambar-gambar dan suara-suara di bumi.
Walaupun diluncurkan pada tahun 1970-an, keempat wahana antariksa tersebut masih menjelajahi luar angkasa hingga sekarang.
Namun, opini Drake telah berubah. Astronom yang kini berusia 87 tahun tersebut, dikutip dari National Geographic 14 Agustus 2017, berkata bahwa mengirimkan peta bumi ke alien adalah ide yang sangat-sangat buruk.
“Pada masa itu (1970-an), semua orang di sekitarku sangat optimis. Mereka beranggapan bahwa alien adalah makhluk yang ramah. Tidak ada seorang pun yang berpikir, bahkan untuk beberapa detik, bahwa tindakan ini bisa membahayakan umat manusia,” katanya.
(Baca juga: Perlukah Kita Khawatir jika Alien Berkunjung ke Bumi?)
Drake juga bukan satu-satunya yang berpendapat demikian. Beberapa pakar, termasuk Profesor Stephen Hawking, telah berkali-kali memperingatkan kita bahwa mengontak alien adalah ide yang buruk.
Menurut Hawking, menemui peradaban alien yang canggih bisa mengulang sejarah suku Indian ketika bertemu Christopher Colombus.
“Pertemuan tersebut tidak berakhir baik,” kata Hawking. Dia menjelaskan bahwa para alien bisa jadi pembajak yang sedang menjelajahi antariksa untuk mencari sumber daya dan planet untuk dijajah.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.