Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Temukan 91 Gunung Berapi Baru di Antartika

Kompas.com - 15/08/2017, 09:05 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

Sumber Guardian

KOMPAS.com -- Sebanyak 91 gunung berapi baru saja ditemukan di wilayah Antartika bagian barat. Mereka bersembunyi di antara lapisan es yang menutupi kutub selatan bumi itu dengan ketebalan hingga empat kilometer. Penemuan ini menjadi tambahan untuk 47 gunung berapi yang telah diketahui sebelumnya.

Diungkapkan oleh para peneliti dari Edinburg University dalam serial publikasi khusus Geologi Society, puncak dari gunung-gunung aktif ini terkonsentrasi di wilayah yang dikenal sebagai sistem retakan Antartika barat, membentang 3.500 km dari paparan es Antartika Ross ke semenanjung Antartika.

Tak tanggung-tanggung, tingginya pun beragam, dari 100 meter hingga 3.850 meter yang menyamai gunung Eiger di Swiss.

Para peneliti menemukan ke-91 gunung ini setelah melakukan analisis di bawah lapisan es dan menemukan puncak dari batuan basalt seperti yang biasa diproduksi oleh gunung berapi di Antartika barat.

Selama satu abad terakhir, para penjelajah telah melihat ujung dari gunung-gunung yang terletak di atas es. Namun, untuk mengetahui seberapa banyak gunung berapi yang ada di area tersebut, para peneliti perlu melakukan analisis terhadap pengukuran yang dilakukan survei sebelumnya.

Hasil tersebut kemudian dibandingkan dengan catatan satelit dan database, serta informasi geologi dari survei udara. Tujuannya, untuk mencari bukti gunung vulkanik yang bersembunyi di balik es.

"Kami takjub. Kami tidak menduga akan menemukan gunung berapi sebanyak ini di Antartika Barat," kata ahli es gletser Robert Bingham yang menjadi salah satu penulis makalah.

Dia melanjutkan, kami juga menduga bahwa paparan es Ross masih menyembunyikan lebih banyak gunung, sehingga sangat mungkin bila wilayah ini akan berubah menjadi wilayah paling padat gunung berapi di dunia, bahkan lebih padat dari wilayah timur Afrika, di mana gunung Nyiragongo, Kilimanjaro, Longonot dan semua gunung berapi aktif lainnya terkonsentrasi.

Sialnya, penemuan kali ini tidak dapat dibanggakan. Bila salah satu gunung memuntahkan isi perutnya, kestabilan lapisan es di Antartika barat bisa terganggu dan kenaikan permukaan air laut tidak akan bisa dihindari.

Bingham berkata bahwa pada saat ini, pihaknya belum mengetahui seberapa aktif kawasan gunung vulkanik tersebut. Namun, perubahan iklim ikut membuat lapisan es semakin menipis sehingga gunung berapi menjadi kehilangan tekanan dan aktif lebih cepat.

"Vulkanisme terbanyak yang terjadi di dunia pada saat ini ada di wilayah yang baru saja kehilangan penutup gletser mereka - setelah zaman es berakhir. Tempat-tempat ini meliputi Islandia dan Alaska," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau