Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 14/08/2017, 09:27 WIB
|
EditorYunanto Wiji Utomo

KOMPAS.com – Pengguna internet semakin luas dengan menjangkau 51 persen atau 132,7 juta jiwa penduduk Indonesia. Kementerian Komunikasi dan Informatika menyebut penetrasi internet di Indonesia berada pada urutan ke-4 di dunia.

Sayangnya, kesempatan mengakses berbagai informasi itu belum diiringi dengan kedewasaan berselancar di dunia digital. Akibatnya, internet dan media sosial bukan mencerdaskan tetapi justru memicu kecemasan dan konflik. 

Akademi Pediatri Amerika (AAP) membuat panduan bagi orang tua agar tak sembarangan mengenalkan teknologi kepada anak. Panduan disusun berdasarkan level umur anak.

Bagi anak hingga usia 18 bulan, AAP menganjurkan anak tidak boleh terpapar layar gadget. Dari 18 hingga 24 bulan, tayangan yang boleh ditonton anak di Youtube haruslah bernilai edukasi. Kemudian, anak umur 2-5 tahun diberikan waktu satu jam per hari mengakses internet dengan keterlibatan orang tua. Di atas usia 6 tahun, limitasi penggunaan gadget harus dilakukan.

“Kalau bisa sih Ikatan Dokter Anak Indonesia buat konsensus bagaimana orang tua harus berperan dalam penggunaan media sosial, kerjasama dengan Perhimpunan Dokter Jiwa Indonesia. Saat ini belum ada, bisa gunakan paduan dari AAP dulu,” ucap Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa (PDSKJI) DKI Jakarta, dr Nova Royanti Yusuf SpKJ.

Baca Juga: Seberapa Besar Pengaruh Media Sosial pada Kesehatan Mental?

Tak hanya itu, menurut Nova, ketersediaan ruang terbuka hijau menjadi salah satu cara mengurangi penggunaan media sosial. Dengan begitu, kesempatan menatap layar menjadi berkurang.

“Sekarang kita menjadi seperti ini karena ruang terbuka publik kurang. Gubernur Jakarta kan sudah tepilih, kita tagih saja janjinya,” ujar Nova.

Nova mengungkapkan, upaya menangani ketergantungan pada internet dan media sosial penting sebab keduanya sudah benar-benar masuk dalam kehidupan kita. Bahkan, makna kebahagiaan kita pun dipengaruhi.

Bagi generasi millenial, kabahagiaan terletak pada jumlah pengikut dan penyuka status, kata Nova.

“Itu bisa jadi indikator kebahagiaan. Ini semua kan hiperealitas. Jangan sampai penolakan kecil angka bunuh diri meningkat,” kata Nova di @america, Jakarta Selatan, Sabtu (12/8/2017).

Nova menuturkan, penggunaan internet membuat seseorang menjadi kompulsif. Saat notifikasi muncul, sesegera mungkin penggunanya akan menanggapi.

“Ada desakan harus menjawab. Padahal tidak ada yang menyuruh balas dengan cepat. Otak kita sudah disetel untuk sesegera mungkin merespon. Notifikasi tidak penting dibaca satu-persatu,” kata Nova.

Baca Juga: Media Sosial Ternyata Justru Memicu Kecemasan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apakah Hewan Juga Bisa Menopause?

Apakah Hewan Juga Bisa Menopause?

Oh Begitu
Berapa Lama Kura-kura dan Penyu Bisa Hidup?

Berapa Lama Kura-kura dan Penyu Bisa Hidup?

Oh Begitu
5 Manfaat Jus Mengkudu untuk Kesehatan

5 Manfaat Jus Mengkudu untuk Kesehatan

Oh Begitu
Sejak Kapan FIFA Didirikan?

Sejak Kapan FIFA Didirikan?

Oh Begitu
Apa Saja Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan?

Apa Saja Manfaat Buah Delima untuk Kesehatan?

Oh Begitu
Si Minions “Arthropoda Tanah” sebagai Penyelamat Tanah yang Butuh Perhatian untuk Generasi Sekarang dan Masa Datang

Si Minions “Arthropoda Tanah” sebagai Penyelamat Tanah yang Butuh Perhatian untuk Generasi Sekarang dan Masa Datang

Fenomena
Hewan-hewan Punah yang Coba Dihidupkan Lagi dengan Teknologi

Hewan-hewan Punah yang Coba Dihidupkan Lagi dengan Teknologi

Oh Begitu
Seberapa Banyak Organ dalam Tubuh Manusia?

Seberapa Banyak Organ dalam Tubuh Manusia?

Oh Begitu
Lebih Sehat Mana Minum Air Dingin atau Hangat?

Lebih Sehat Mana Minum Air Dingin atau Hangat?

Oh Begitu
Mengapa Saat Stres Selalu Ingin Buang Air Kecil?

Mengapa Saat Stres Selalu Ingin Buang Air Kecil?

Oh Begitu
Apa Saja Mamalia yang Bisa Ditemukan di Gunung Merapi?

Apa Saja Mamalia yang Bisa Ditemukan di Gunung Merapi?

Oh Begitu
Apa Saja Makanan yang Baik untuk Berbuka Puasa?

Apa Saja Makanan yang Baik untuk Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Indikator Kesejahteraan Lokal

Indikator Kesejahteraan Lokal

Fenomena
Mengapa Anak-anak Bisa Belajar Hal Baru dengan Cepat?

Mengapa Anak-anak Bisa Belajar Hal Baru dengan Cepat?

Oh Begitu
Apakah Efek pada Wajah Saat Berolahraga Memakai Make-up?

Apakah Efek pada Wajah Saat Berolahraga Memakai Make-up?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+