Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ranjang Lipat Sudah Ada Sejak 3.300 Tahun Lalu, Ini Buktinya

Kompas.com - 07/08/2017, 21:31 WIB
Monika Novena

Penulis

KOMPAS.com -- Raja Tutankhamun, firaun yang memerintah Mesir lebih dari 3.300 tahun yang lalu diketahui telah memiliki tempat tidur lipat mirip dengan tempat tidur berkemah modern. Para peneliti percaya jika ranjang ini merupakan tempat tidur lipat pertama di dunia.

Tempat tidur tersebut pertama kali ditemukan oleh arkeolog Inggris, Howard Carter, pada tahun 1922.

Ia terbuat dari kayu keras yang ringan dan berukuran lebih kecil dan lebih rendah dibandingkan dengan lima ranjang lain yang ditemukan di ruang pemakaman Raja Tut. Walaupun demikian, tempat tidur tersebut menampilkan tingkat kenyamanan yang luar biasa, dengan desain yang elegan serta teknologi yang canggih.

(Baca juga: Kematian Tragis Raja Tut dari Mesir Kuno Terungkap)

"Tidak ada studi terperinci yang telah dilakukan mengenai tempat tidur ini sejak Carter membuat sketsanya hampir seratus tahun yang lalu," kata Naoko Nishimoto, salah satu peneliti dan juga arsitek yang meneliti perabotan kuno dan pertukangan kayu di Universitas Musashino Tokyo, seperti yang dikutip dari Live Science, Selasa (1/8/2017).

Menurut studi yang dilakukan oleh Nishimoto dan kolega, ternyata tempat tidur ini merupakan tempat tidur lipat yang bisa ditekuk menjadi tiga bagian sehingga menyerupai bentuk huruf Z.

Para peneliti juga menduga bahwa ranjang tersebut dibuat khusus untuk Raja Tut. "Ini adalah satu-satunya tempat tidur lipat yang pernah ditemukan. Tidak ada firaun lain yang memilikinya selain Raja Tut. Ini sangat menarik," ujar Nishimoto.

Sebelumnya, para peneliti memang pernah menganalisis ranjang kecil yang ditemukan di Gebelein, Mesir. Tempat tidur tersebut bisa dilipat menjadi dua dan dirancang duluan sebelum ranjang milik Raja Tut.

Namun, ranjang milik Raja Tut lebih revolusioner dan memiliki mekanisme yang baik. Desainnya lebih stabil, lebih nyaman, dan jauh lebih mudah untuk dibawa dibandingkan dengan ranjang dua lipat.

Penelitian terhadap fitur teknis tempat tidur lipat ini juga menunjukkan hubungan yang unik antara bentuk dan fungsi. "Hasilnya adalah kombinasi dari rangka kayu, engsel perunggu, dan tikar tenun yang nyaman," tambah Nishimoto.

Bagian menarik lainnya dari tempat tidur ini adalah keempat kakinya yang berbentuk singa dengan cakar. Dengan bentuk kaki yang rumit tersebut, melipat tempat tidur pun menjadi lebih susah.

(Baca juga: Miris, 105 Tulang Jadi Bukti Kekejian Kota Mesir Kuno Amarna)

Untuk mengatasi masalah tersebut, para perajin kuno merancang beberapa engsel yang ditempatkan di atas keempat kaki. "Dengan cara ini, kaki-kaki melepaskan engselnya dari tekanan saat tempat tidur sedang digunakan," lanjut Nishimoto.

Sistem lipat yang kompleks ini memerlukan dua jenis engsel yang berbeda. Engsel tunggal dengan sumbat digunakan pada bagian tengah dan ujung kaki, sedangkan engsel ganda dirancang untuk sepasang kaki pembantu terdepan. "Kaki berengsel ganda bisa diputar masuk secara bersamaan saat tempat tidur dilipat," kata Nishimoto.

Melihat rancangan yang kompleks tersebut, bisa dibilang bahwa tempat tidur ini tidak hanya mengungkapkan keahlian para perajin Mesir kuno yang luar biasa, tetapi juga bagaimana ide-ide Tutankhamun muda.

"Meskipun Raja Tut adalah raja yang lemah dan tak pernah mengikuti ekspedisi jarak jauh yang berat, tetapi dia tetap menyukai gagasan berburu dan berkemah," kata Nishimoto.

Cara melipat ranjang Raja TutankhamunNaoko Nishimoto Cara melipat ranjang Raja Tutankhamun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com