Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/08/2017, 20:08 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com -- Ryan Thamrin, pemandu acara kesehatan Dr.OZ, meninggal dunia pada hari Jumat (4/8/2017) lalu. Menurut sepupunya, Doni Aprialdi, Ryan telah menderita maag selama satu tahun terakhir dan menjalani pengobatan di sejumlah rumah sakit di Pekanbaru dan Malaka.

(Baca juga: Ryan Thamrin Derita Maag dan Benjolan di Kepala Selama 1 Tahun)

Dilansir dari artikel Healthline yang ditulis oleh Chitra Badii, Jennifer Nelson, dan Tim Jewell, dan ditelaah oleh Dr Judith Marcin, MD, seorang dokter di bidang pengobatan keluarga, maag (gastritis) kronis terjadi ketika lapisan perut mengalami inflamasi.

“Ketika inflamasi terjadi, lapisan perut Anda berubah dan kehilangan sel-sel pelindungnya. Inflamasi juga dapat membuat Anda cepat kenyang walaupun baru makan sedikit,” tulis Badii, Nelson, dan Jewell.

Tergantung dari penyebabnya, maag kronis bisa dibagi menjadi tiga tipe:

  1. Tipe A, yang disebabkan oleh menurunnya ketahanan tubuh dan bisa meningkatkan risiko kekurangan vitamin, anemia, dan kanker.
  2. Tipe B, yang paling umum ditemukan dan disebabkan oleh H pylori, dapat menyebabkan tukak lambung, tukak usus, dan kanker.
  3. Tipe C, yang disebabkan oleh iritan kimia seperti alkohol, cairan empedu, dan obat-obatan golongan NSAID, seperti aspirin ibuprofen dan naproxen.Maag tipe ini juga bisa menyebabkan erosi lapisan perut dan pendarahan.

Selain itu, ada juga maag hipetrofik yang disebabkan oleh kekurangan protein dan gastritis eosinofilik yang terjadi bersama kondisi alergi seperti asma dan dermatitis.

(Baca juga: Maag Tak Kunjung Sembuh, Jangan-jangan Psikosomatik!)

Walaupun maag kronis tidak selalu menunjukkan tanda-tanda, beberapa gejala yang patut diawasi termasuk sakit perut di bagian atas, gangguan pencernaan, kembung, mual, muntah, sendawa, kehilangan nafsu makan, dan penurunan berat badan.

Jika Anda merasa memiliki maag kronis, tidak ada salahnya untuk menemui dokter sebelum terlambat.

Dokter akan menanyakan sejarah dan gejala penyakit Anda, dan bila diperlukan akan melakukan beberapa pengujian, seperti tes bakteri yang dapat menyebabkan tukak lambung, tes tinja untuk mengecek ada tidaknya pendarahan, penghitungan darah, tes anemia, dan endoskopi.

Kemudian, bila terbukti memiliki maag kronis, maka Anda akan diberikan penanganan berdasakan tipenya.

(Baca juga: Kenali Perbedaan Sindrom Iritasi Usus Besar dengan Sakit Maag)

Untuk tipe A, biasanya dokter akan mencari tahu penyebab utama dari kekurangan nutrisi Anda.

Sementara itu, penderita maag kronis tipe B akan diberi obat antibiotik yang membunuh H pylori dan obat penurun asam lambung seperti antasida, proton pump inhibitor, dan H2 blocker.

Kemudian, untuk tipe C, dokter akan menganjurkan Anda untuk berhenti memakan obat-obatan golongan NSAID dan alkohol agar kerusakan pada lambung dapat diminimalkan.

Di samping itu, pasien biasanya juga akan diminta untuk mengubah pola makan. Hindari makanan yang tinggi garam, lemak, daging merah, dan alkohol dan konsumsi lebih banyak buah-buahan, sayuran, daging rendah lemak, karbohidrat berbiji utuh, dan protein yang berasal dari tanaman, seperti tahu dan tempe.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau