Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ternyata, Komet Raksasa di Tata Surya 7 Kali Lebih Banyak dari Dugaan

Kompas.com - 29/07/2017, 11:11 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com –- Komet yang tersebar di galaksi Bima Sakti ternyata jauh lebih banyak dari perkiraan sebelumnya. Hal tersebut diungkapkan oleh para peneliti di Jet Propulsion Laboratory Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).

Mereka menggunakan data dari wahana antariksa WISE yang memindai seluruh langit sejak 2011. Dengan teleskop inframerah di bawah misi NEOWISE, didapati bahwa komet berukuran sekitar satu kilometer ternyata tujuh kali lebih banyak daripada dugaan sebelumnya. 

Namun, mereka berada di pinggiran tata surya dan membutuhkan waktu yang sangat lama, setidaknya 200 tahun, untuk mengitari matahari. Hal ini membuat mereka baru dideteksi manusia sekarang.

(Baca juga: Komet Terang ISON, Apa dan Mengapa Istimewa?)

Para peneliti menduga bahwa sebagian besar dari komet-komet tersebut muncul dari Awan Oort, awan es hipotetis yang terpencar-pencar dan melingkupi tata surya kita dan sabuk Kuiper. Kemungkinan besar mereka keluar dari awan Oort jutaan tahun lalu melalui awan molekuler, bintang, atau kekuatan pasang surut yang dihasilkan galaksi Bima Sakti.

NASA Ilustrasi awan Oort

"Kami sekarang tahu bahwa ada lebih banyak potongan bahan kuno besar yang berasal dari awan Oort dibandingkan dugaan sebelumnya," kata pemimpin peneliti James Bauer dari University of Maryland.

"Jumlah komet ini menunjukkan jumlah bahan yang tersisa dari formasi tata surya," tambah Bauer seperti dikutip dari Science Alert 26 Juli 2017.

Berkat data inframerah WISE, komet yang diselubungi awan gas dan debu dapat diketahui ukuran sebenarnya. Rata-rata komet dengan periode panjang memiliki ukuran dua kali lebih besar dari komet keluarga Jupiter.

Hal ini karena periode revolusi komet keluarga jupiter hanya 20 tahun. Jarak yang begitu dekat dengan matahari membuat komet keluarga Jupiter lebih cepat tergerus dan menjadi lebih kecil.

"Hasil kami menunjukkan adanya perbedaan evolusioner antara keluarga Jupiter dan komet periode panjang," kata Bauer.

Sementara itu, Amy Mainzer, salah satu peneliti mengatakan, pergerakan komet jauh lebih cepat dari pada asteroid. Dengan mengungkapkan angka yang sebenarnya, studi seperti ini membantu manusia untuk mengantisipasi potensi ancaman dari komet periode panjang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com