Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orang Jakarta Bisa Selamatkan Harimau Sumatera kalau Mau Hemat Tisu

Kompas.com - 28/07/2017, 19:39 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – World Wide Fund for Nature (WWF) Indonesia mengajak masyarakat urban ikut melindungi Harimau Sumatera.

Caranya pun mudah, dengan tepuk tangan sebanyak 30 kali untuk mengeringkan tangan setelah cuci tangan. Jangan pakai tisu.

Berdasarkan hasil penelitian WWF Indonesia bersama dengan creative agency Hakuhudo, masyarakat urban punya kebiasaan menghabiskan tiga lembar tisu untuk mengeringkan tangan.

Tisu salah satu produk hasil ekstraktif hutan. Kalau permintaan semakin besar, produksinya dengan membuka hutan alam juga semakin besar,” kata Direktur Kebijakan, Keberlanjutan, dan Transforamsi WWF Indonesia Aditya Bayunanda saat mensosialisasikan kampanye #30Claps di Jakarta, Jumat (28/7/2017).

Produk yang berasal dari hutan harus mendapatkan sertifikat Forest Stewadship Council (FSC). Sertifikat FSC mengindikasikan pengelolaan produk hutan yang mengindahkan kaidah kelestarian.

Sayangnya, saat menggunakan tisu yang tersendia di mal misalnya, sulit diketahui produk tersebut ramah terhadap lingkungan.

“Nah kalau sertifikat seperti itu tidak ada, maka pilihannya lebih baik dikurangi penggunaan tisunya,” kata Aditya.

Aditya menuturkan, lebih dari separuh hasil produksi tisu dimanfaatkan untuk kepentingan domestik. Bila warga Indonesia bisa mengubah pola konsumsinya, maka itu bisa membantu mengurangi penebangan hutan dan ikut menyelamatkan harimau sumatera. \

“Itu yang coba kami sasar. Kesadaran bahwa masyarakat urban pun bisa punya peran. Ini akan membentuk perilaku orang kepada hutah,” ujar Aditya.

Sementara ini, WWF Indonesia telah bekerjasama dengan lima mall. Antara lain, Central Park Mal, Neo Soho Mal, Senayan City, Kuningan City, The Plaza Balikpapan, APL Tower, dan Soho Capital untuk mengurangi penggunaan tisu.

Marketing Communication Manager Neo Soho dan Centeral Park, Welly Adi mengatakan, pihanya menggunakan 2.000 Kg tisu sepanjang tahun 2016. Kini, konsumsi tisu ditargetkan menurun.

“Penggunaan tisu akan diurunkan. Kami akan pantau terus. Karena ini berhubungan dengan biaya operasional juga. Kami akan sounding agar bisa diterapkan di semua mal kita,” ucap Welly.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau