KOMPAS.com -- Pemanasan global adalah fakta yang sudah tidak bisa dimungkiri lagi. Fenomena ini membuat permukaan Antartika menjadi hijau dan yang terakhir, lembaran gunung es Larsen C di Semenanjung Antartika kehilangan 12 persen luas esnya.
Namun, selain mengurangi pelepasan karbon dioksida, cara terbaik untuk memperlambat pemanasan global adalah dengan mempelajari penyerapan karbon secara alami dan mempercepatnya.
Para peneliti dari California Institute of Techology (Caltech) dan University of Southern California (USC) mempelajari proses kimiawi dari cara lautan menyerap karbon dioksida. Faktanya, pada saat ini ada sekitar 50 kali lebih banyak karbon dioksida di lautan dibandingkan di atmosfer.
Penyerapan karbon memang melibatkan reaksi kimia yang kompleks, dan dengan mempercepat salah satu bagiannya, proses ini bisa menjadi 500 kali lebih cepat.
(Baca juga: Ilmuwan Ini Punya Ide Gila untuk Kembalikan Es Arktik seperti Semula)
“Walaupun makalah ini hanya menjelaskan tentang mekanisme kimia dasarnya, implikasinya adalah kita mungkin perlu meniru proses alami penyimpanan karbon di samudra,” kata peneliti utama Adam Subhas dari Caltech seperti yang dikutip dari Science Alert 19 Juli 2017.
Secara alami, karbon dioksida memang berpindah-pindah dari udara ke air. Namun, kombinasi angin di permukaan laut dan turbulensi di bawah air laut membantu mempercepat proses tersebut. Karbon lalu tenggelam dan dinetralisir oleh endapan kalsium karbonat. Sayangnya, proses ini memakan waktu ribuan tahun.
Dalam penelitian yang telah dipublikasikan di Proceeding of National Academy of Sciences of the United States of America ini, Subhas dan koleganya berfokus pada pelabelan isotop. Dengan cara itu, Subhas dapat melacak setiap moleku; dengan sensitivitas 200 kali lebih banyak dibanding metode lain.
Hasilnya, diketahui bahwa bagian yang lambat dari proses penetralan karbon terjadi saat konversi karbon dioksida dan air menjadi asam karbonat. “Langkah yang lambat ini menghancurkan ikatan karbon-oksigen. (Namun) mereka tidak suka pecah dan punya bentuk yang stabil,” ujar Subhas.
Dengan menambahkan enzim karbonat anhidrase yang membantu menyeimbangkan kadar pH dalam darah manusia dan hewan lainnya, para peneliti mampu membuat proses ini berjalan lebih cepat.
Meski demikian, hal ini tidak berarti bahwa kita bisa langsung menyerap karbon dioksida. Penelitian ini hanya menunjukkan proses alami laut menyimpan karbon dioksida dan bagaimana kita dapat mempercepatnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.