Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gara-gara Tersandung, Bocah Ini Temukan Fosil Jutaan Tahun

Kompas.com - 21/07/2017, 17:31 WIB

KOMPAS.com -- "Ada lebih banyak fosil dari yang saya kira di New Mexico,” kata Spencer Lucas, kurator paleontologi di New Mexico Museum of Natural History and Science. Lucas mengomentari penggalian fosil baru-baru ini yang ditemukan di dekat gurun Las Cruces, New Mexico, November lalu.

Ketika sedang menjelajahi wilayah Pegunungan Organ dengan kedua orang tua dan dua saudara laki-lakinya, Jude Sparks yang saat itu berusia 9 tahun tersandung sesuatu yang menonjol dari permukaan tanah.

Dalam sebuah wawancara dengan El Paso ABC, afiliasi KVIA, Sparks mengatakan kepada wartawan bahwa ia segera mengungkapkan temuan tersebut kepada saudaranya, Hunter.

"Hunter bilang itu hanya bangkai sapi besar dan saya tidak tahu apa itu. Saya hanya tahu bahwa itu adalah benda yang tidak biasa”, ujar Sparks.

(Baca juga: Fosil Tertua dari Maroko Tulis Ulang Sejarah Manusia Modern)

Namun, temuan itu bukanlah bangkai sapi besar. Ialah stegomastodon, mamalia purba kuno yang hidup sekitar 1,2 juta tahun yang lalu. Stegomastodons adalah gajah bergading besar dari keluarga Gomphotheres, sepupu jauh dari mamut kuno dan gajah modern.

Malam itu, orang tua Jude menemui Profesor New Mexico State University, Peter Houde. Houde dan keluarga Sparks kembali ke tempat penemuan, menemukan seluruh tengkorak yang ada.

Setelah mendapatkan dana, mencari sukarelawan, dan berkoordinasi saat penggalian akan berlangsung, tim universitas dan keluarga Sparks kembali ke lokasi untuk menggali sisa-sisa tersebut.

Seminggu setelah penggalian, potongan yang rapuh—yang disebut Houde sebagai "kulit telur tipis"—dibawa ke National Geographic. Houde berharap fosil tersebut dapat dipamerkan.

Situs fosil

Ini bukan pertama kalinya stegomastodon ditemukan di New Mexico. Pada tahun 2014, sebuah pesta bujang menghasilkan penemuan fosil yang hampir utuh. Fosil ini kemudian menjadi koleksi di New Mexico Natural History Museum.

Menemukan fosil stegomastodon merupakan hal yang langka. Lucas menjelaskan bahwa fosil seperti yang dimiliki mamut relatif melimpah di bagian barat Amerika Utara. Namun, karena alasan yang tidak begitu jelas, stegomastodon jarang ditemukan. Menurut Lucas, hanya ratusan stegomastodon yang ditemukan di dunia ini.

Fosil StegomastodonSmithsonian Institute Fosil Stegomastodon

Lucas mengatakan, salah satu teori yang relevan dengan punahnya stegomastodon adalah kehadiran mamut. Menurutnya, hewan purba tidak bisa bersaing dengan mamut. Kedua hewan tersebut sama-sama makan rumput. Tampaknya, mereka berkompetisi untuk mendapatkan makanan.

Houde berteori bahwa perubahan iklim bisa menyebabkan kematian hewan tersebut. "Mereka ada pada kondisi lingkungan yang basah dan dingin," kata Houde. "Kini, Las Cruces adalah padang pasir."

Para peneliti tidak mengetahui berapa banyak fosil yang terkubur di padang pasir. Namun, jika ditemukan di tempat manapun di Amerika, wilayah barat daya adalah lokasi yang memungkinkan. Daerah alami yang kering dan berbatu mendukung ketahanan tulang selama jutaan tahun.

Dalam wawancara dengan media lokal, keluarga Sparks berspekulasi bahwa hujan yang terjadi di Las Cruces sebelum penemuan mungkin menjadi faktor munculnya fosil tersebut.

Lucas setuju dengan pendapat itu. Ia mengatakan, saat hujan mengikis lebih banyak sedimen, sebuah penemuan mungkin akan terjadi. "Erosi adalah teman terbaik paleontologi,” ucapnya.

Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di National Geographic Indonesia dengan judul: Tersandung, Bocah Ini Tak Sengaja Temukan Fosil Jutaan Tahun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com