Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 15/07/2017, 20:09 WIB
EditorShierine Wangsa Wibawa

KOMPAS.com -- Bahkan pada saat malam penuh bintang sekali pun, mata manusia hanya melihat sebagian kecil alam semesta. Jadi, jika di utara dan selatan saja terdapat kurva Big Dipper (sekumpulan bintang-bintang Rasi Great Bear Ursa Major) dan empat titik Rasi Pari yang tampak luar biasa, coba pikirkan, berapa banyak fenomena menakjubkan lagi yang ada di luar pandangan kita.

Prospek itulah yang membawa ahli astronomi, Natasha Hurley-Walker ke radio teleskop yang jauh di pedalaman Australia Barat. Teleskop tersebut yang bernama Murchison Widefield Array, terdiri dari ribuan antena, yang melihat melalui debu langit dan mendeteksi "lampu radio"–yang menampilkan warna dan benda dalam spektrum yang tidak dapat terlihat oleh manusia, bahkan dengan bantuan teleskop optik serupa Hubble.

Terbentang di hampir empat mil persegi padang pasir. Antena-antena itu terlihat seperti "sepasukan laba-laba mekanik," katanya.

Dalam empat tahun terakhir, Hurley-Walker dan tim peneliti dari Pusat Penelitian Astronomi Radio Internasional di Perth, serta institusi-institusi lain di Australia dan Selandia Baru telah menggabungkan lebih dari 40.000 gambar yang diambil dengan teleskop.

Hasilnya adalah sebuah terobosan: potret seluruh langit selatan, yang menampakkan ratusan ribu galaksi yang jauhnya jutaan tahun cahaya. Muncul dengan tanpa terhalangi, terangnya sinar radio Bima Sakti yang menyala, diterangi dengan sisa-sisa bintang yang meledak juga medan magnet yang kuat. Survei luas ini, kata Hurley-Walker, "memungkinkan orang melihat langit dengan mata radio teleskop."

Penelitiannya masih jauh dari selesai. Hurley-Walker kini bekerja sama dengan tim internasional untuk mengembangkan radio teleskop berkali-kali lebih besar dan lebih sensitif dibanding Murchison Widefield Array. Teknologinya bisa menangkap sinyal lemah, yang akan mengungkap jutaan lebih galaksi dan–jika mau–“kelahiran bintang-bintang pertama”.

Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di National Geographic Indonesia dengan judul: Gambar Epik Ini Menampilkan Ribuan Galaksi dalam Satu "Frame"

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+