Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengintip Superkomputer Tercanggih di Belahan Bumi Selatan

Kompas.com - 14/07/2017, 17:08 WIB

KOMPAS.com -- Australian National University (ANU) di Canberra memiliki superkomputer tercanggih dan terkuat di belahan bumi selatan. Tersimpan dalam bangunan dengan tampilan sederhana, National Computational Infrastructure (NCI) mendukung berbagai penelitian di Australia sejak 2013.

Salah satu komputer berkinerja tinggi yang dimiliki fasilitas NCI, yakni Raijin, mampu mengatasi data dalam jumlah yang luar biasa besar.

"Kami memiliki lebih dari 50 petabyte (lima kuadriliun byte atau 50.000 terabyte) data penelitian yang tersimpan di NCI dan komputasi awan (cloud) berkinerja tinggi," kata jurubicara NCI, Lucy Guest.

"Superkomputer ini diperuntukan bagi sains yang terlalu besar atau terlalu kecil, terlalu cepat atau terlalu lambat, terlalu mahal atau terlalu berbahaya untuk terjadi di tempat manapun di dunia," tambahnya.

 

Terdiri atas ribuan komputer, superkomputer ini secara simultan mengerjakan bermacam-macam tugas dari sebuah proyek.

"Anda mungkin ingin melihat genom manusia, misalnya. Anda memiliki data dalam jumlah petabyte untuk mengurutkan genom manusia dan perlu dilakukan dengan cepat. Atau jika ingin memetakan seluruh Samudera Selatan dan melihat variabel seperti angin, garam atau suhu, Anda memerlukan sesuatu yang sangat besar," ujar Guest menjelaskan.

Raijin ditempatkan di dalam sebuah fasilitas yang didedikasikan di Australian National University (ANU).NCI Raijin ditempatkan di dalam sebuah fasilitas yang didedikasikan di Australian National University (ANU).

Raijin juga mendukung lebih dari 4.000 karya peneliti termasuk dari CSIRO, Geoscience Australia dan Biro Meteorologi.

"Sebagian besar ilmuwan yang menggunakan superkomputer ini tidak akan pernah benar-benar melihatnya. Anda mengirimkan pekerjaan Anda melalui kode online dan kode itu akan menggelembung jauh di superkomputer dan kemudian menuangkan hasil pencarian," papar Guest.

Beroperasi 24 jam

Uap yang mengepul dari gedung NCI, dihasilkan oleh Raijin yang beroperasi dengan suhu sekitar 95 derajat Celcius.

"Menjalankan lebih dari 80.000 inti komputer selama 24 jam sehari menghasilkan banyak hawa panas," kata Guest.

Dia melanjutkan, Raijin beroperasi pada suhu 95 derajat Celcius dan membutuhkan pendinginan yang berlangsung terus-menerus. Kami menggunakan sistem yang disebut free cooling.

NCI menggunakan sebuah sistem pendingin untuk mengatasi hawa panas yang diproduksi oleh superkomputer. NCI NCI menggunakan sebuah sistem pendingin untuk mengatasi hawa panas yang diproduksi oleh superkomputer.

Pendinginan ini menggunakan kipas angin untuk mengusir panas yang dihasilkan oleh komputer melalui serangkaian radiator.

"Ada lorong panas dimana semua panas dari superkomputer terjebak di lorong itu," kata Guest.

"Kipas angin ini menyedot udara panas, lalu air akan mengumpulkan udara panas itu untuk diarahkan ke atap di mana udara panas itu dibuang sebagai uap," jelasnya.

Ironisnya, mengingat banyaknya penelitian iklim yang diolah oleh Raijin, NCI menggunakan jumlah listrik yang sama dengan sebuah kota pinggiran di Canberra.

"Kami memiliki bank baterai yang otomatis beroperasi jika daya listrik turun. Ada dua generator diesel raksasa yang akan menyala agar data tetap hidup sehingga data yang tersimpan di dalamnya tidak akan pernah hilang," kata Guest.

Artikel ini sudah pernah tayang sebelumnya di Australia Plus dengan judul: ANU Miliki Superkomputer Tercanggih di Belahan Bumi Selatan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com