Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bisakah Berhenti Merokok Buat Paru-paru Sehat Kembali?

Kompas.com - 04/07/2017, 11:05 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com -- Seorang perokok aktif yang sudah berpengalaman sekalipun tahu bahwa rokok memiliki efek samping yang sangat luas bagi tubuh dan dapat berujung pada kematian.

Namun, tahukah Anda bahwa pada saat merokok, lapisan paru-paru meradang dan teriritasi? Beberapa jam setelah merokok, rambut mungil yang melapisi paru-paru (silia) lumpuh sementara. Akibatnya, silia menjadi tidak efektif dalam membersihkan lendir dan partikel debu di saluran udara.

Selain itu, rokok juga menyebabkan peningkatan produksi dan ketebalan lendir. Hal ini karena silia yang lumpuh sementara tidak bisa membersihkan lendir sehingga terjadi penumpukan di saluran udara yang menyumbat dan menimbulkan batuk hingga bronkitis kronis.

Untungnya, paru-paru dapat dipulihkan kembali sampai pada batas tertentu setelah Anda berhenti merokok.

(Baca juga: Penyakit Berbiaya Mahal yang Disebabkan oleh Rokok)

Penasihat ilmiah senior untuk American Lung Association dan spesialis pengobatan paru, Dr Norman Edelman, mengatakan, hingga sepekan setelah berhenti merokok, mantan perokok akan bisa bernafas lebih lega saat berolahraga.

Menurut Edelman, hal itu terjadi karena berkurangnya gangguan pengangkut oksigen akibat rokok. Alasan lainnya, peradangan di lapisan saluran udara berkurang karena tidak lagi terpapat zat iritasi asap. Berkurangnya pembengkakan akan memberi lebih banyak ruang bagi udara untuk mengalir melalui lorong-lorong pernafasan.

Anda mungkin juga akan lebih banyak batuk selama beberapa minggu pertama setelah berhenti, tetapi hal ini bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Edelman menjelaskan, ini merupakan tanda bahwa silia paru-paru kembali aktif dan mulai memindahkan sekresi lendir yang berlebih ke saluran udara. “Batuk berfungsi untuk membersihkan material kotor di dalam paru-paru,” katanya seperti yang dikutip dari Live Science 30 Juni 2017.

Lebih menguntungkannya lagi, risiko kanker paru-paru juga berkurang. Menurut Edelman, semakin lama Anda berhenti merokok, maka semakin berkurang risiko kanker paru-paru Anda. Data dari Centers for Disease Control and Prevention menyebutkan bahwa kemungkinan seorang mantan perokok yang sudah 10 tahun berhenti untuk terkena kanker paru-paru hanya setengah dari perokok aktif.

(Baca juga: Asap Rokok Bisa Jadi Pencetus Asma Anak)

Sayangnya, tidak semua kerusakan yang ditimbulkan akibat rokok dapat dipulihkan. Hal ini sangat tergantung pada jumlah bungkus rokok per hari dikalikan berapa tahun seseorang telah merokok. Edelman berkata bahwa semakin besar angka ini, semakin besar juga kerusakan permanen yang dialami oleh paru-paru perokok.

Dalam jangka panjang, merokok dapat menyebabkan emfisema, sejenis penyakit paru obstruktif kronis. Pada tahap ini, dinding saluran udara telah kehilangan bentuk dan elastisitasnya sehingga paru-paru kesulitan untuk mendorong keluar udara. Edelman berkata bahwa perubahan ini permanen dan tidak akan bisa dipulihkan kembali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau