KOMPAS.com -- Beberapa waktu lalu, seorang pria berusia 21 tahun tercebur ke dalam Lower Geyser Basin saat berkunjung ke Yellowstone National Park, Amerika Serikat. Akibatnya, pria tersebut menderita luka bakar parah di sekujur tubuhnya.
Walaupun terdengar mengerikan, sebenarnya nasib pria tersebut lebih beruntung dari korban geiser Yellowstone National Park pada umumnya. Semenjak dibuka, geiser-geiser di taman nasional tersebut telah menelan 22 jiwa.
Dilansir dari situs resminya, Yellowstone National Park berdiri di atas sebuah volkano super raksasa yang jika meletus, akibatnya akan 10.000 kali lebih parah daripada letusan St Helen yang pada tahun 1980 menghancurkan hutan dan membunuh puluhan orang.
Volkano tersebut juga dengan setia memanaskan 10.000 geiser, setengah dari seluruh geiser di dunia, hingga melewati batas mendidih 92 derajat celcius. Salah satu geiser di taman ini, Norris Geyser Basin, bahkan tercatat pernah mencapai temperatur 237 derajat celcius pada kedalaman 300 meter.
Namun, bila suhu tersebut belum membunuh Anda, tingkat keasaman dari geiser-geiser ini akan memastikan kematian Anda.
Sebuah studi yang dipublikasikan pada tahun 2012 dalam jurnal Geochemistry, Geophysics, Geosystems mengungkapkan bahwa mikroorganisme yang hidup di dalam geiser memecahkan batu-batu di sekitarnya dan menambahkan asam sulfat ke dalam air. Ketika air mendidih dan mendorong gelembung yang asam ke atas, geiser pun menjadi sangat berbahaya untuk manusia.
Hal ini terbukti secara langsung ketika seorang pria mencoba berendam di dalam Norris Geyser Basin dan meninggal pada tahun lalu.
Petugas taman telah mencoba untuk langsung mengangkat tubuh korban dari kolam air panas tersebut, tetapi badai petir menghambat upaya mereka. Ketika para petugas kembali pada keesokan harinya, tubuh korban bersama dompet dan sandal jepitnya telah larut tanpa sisa.
(Baca juga: Apa Kehebatan Petir sehingga Bisa Membunuh Banyak Orang Sekaligus?)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.