Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 06/06/2017, 12:05 WIB
|
EditorShierine Wangsa Wibawa

KOMPAS.com -- Kelompok burung pecuk (Phalacrocoracidae) seharusnya dikenal sebagai burung yang handal dalam mengudara dan menyelam. Namun, satu di antara 40 spesies burung pecuk yang tinggal di pulau terpencil Galapagos memecahkan stereotip ini dengan menjadi satu-satunya yang lupa caranya terbang.

Anomali ini pun menjadi fokus para pakar biologi dan genetika yang mengungkapkan bagaimana hewan tersebut melupakan cara untuk terbang dalam sebuah studi terbaru yang dipublikasikan di jurnal Science.

(Baca juga: Dua Ular Berbisa Berebut Pasangan dan Inilah yang Akhirnya Terjadi)

Menurut para peneliti yang membandingkan genetika pecuk Galapagos dengan tiga spesies lainnya yang mampu terbang, satu mutasi yang meregulasikan pembentukan cilia (struktur kecil yang membentuk sel) adalah kunci dari evolusi ini.

Cilia sendiri memiliki bermacam-macam fungsi untuk organisme lainnya, tetapi untuk hewan bertulang belakang seperti pecuk dan manusia, fungsinya adalah meregulasi pembentukan tulang.

Alejandro Burga, salah satu penulis studi ini, mengatakan kepada Popular Science 2 Juni 2017, Anda bisa menganggap pecuk yang tidak bisa terbang sebagai anak burung berukuran raksasa. Sebab, beberapa bagian tubuh dari pecuk Galapagos seperti tulang dada yang pendek dan sayap yang kecil menyerupai burung pecuk yang belum matang.

(Baca juga: Di Antara Dua Monyet Ini, Mana yang Lebih Tampan?)

Jadi, mengapa evolusi ini terjadi? Para peneliti berkata bahwa penyebabnya adalah lingkungan Galapagos yang sangat mendukung populasi burung pecuk.

Dengan makanan yang berlimpah di lautan dan tidak adanya predator, burung-burung ini kehilangan alasan untuk terbang. Mereka justru menfokuskan semua energi yang ada untuk menjadi perenang yang lebih baik dan berburu di air dalam seperti penguin.

“Burung pecuk Galapagos adalah populasi pecuk terbesar di dunia, meskipun mereka memiliki sayap terkecil. Mungkin evolusi ini menguntungkan bagi mereka,” ucap Burga.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Jangan Lakukan Lagi, Ini Bahaya Pakai Headphone Saat Tidur

Kita
Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Apa yang Terjadi pada Tubuh Jika Makan Oat Setiap Hari?

Kita
6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

6 Buah yang Mengandung Serat Paling Tinggi

Oh Begitu
Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Mengapa Burung Hantu Memiliki Kaki yang Panjang?

Oh Begitu
Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Ilmuwan Coba Hidupkan Lagi Bison Purba dari 8000 Tahun Lalu

Fenomena
Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Tips Puasa Ramadan Sehat ala Ahli Diet

Kita
Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Apa Saja Gejala Paru-paru yang Tidak Sehat?

Kita
4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

4 Cara Mengatasi Bibir Kering dan Pecah-pecah dengan Bahan Alami

Oh Begitu
Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Apa Efek Makan Banyak Saat Berbuka Puasa?

Oh Begitu
Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Apakah Bisa Bersin saat Tidur?

Oh Begitu
Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Seperti Apa Beton untuk Membangun Pemukiman di Mars?

Oh Begitu
Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Seperti Apa Bukti Meteor yang Tabrak Bumi pada 3,48 Miliar Tahun Lalu?

Fenomena
Apa Itu Fenomena Okultasi?

Apa Itu Fenomena Okultasi?

Fenomena
Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Apa yang Membentuk Batu Ginjal?

Oh Begitu
Apa Penyebab Keringat Dingin?

Apa Penyebab Keringat Dingin?

Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+