Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan "Cryosurgery" dari Zaman Firaun hingga Yana Zein

Kompas.com - 02/06/2017, 19:13 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

Sebelum Pusey, Hall Edwards pada tahun 1911 mengembangkan perangkat yang mendukung pemakaian es karbon dioksida. Ia memublikasikan temuannya di jurnal The Lancet bersamaan dengan keberhasilan Cranston-Low, dokter dari Edinburgh, mengatasi ragam masalah kulit, termasuk karena kanker.

Hingga pertengahan abad 20, selain sejumlah kemajuan, ilmuwan berdebat tentang efektivitas agen pendingin. Kebanyakan ilmuwan berpendapat bahwa cryosurgery untuk tujuan apapun lebih efektif dilakukan dengan gas cair walaupun ketersediaannya terbatas.

Kemajuan besar terjadi pada tahun 1950. Herman V Allinton untuk pertama kalinya menggunakan nitrogen cair untuk cryosurgery. Ia menyadari bahwa agen itu jauh lebih berpotensi sebab mampu menciptakan suhu lebih dingin dibanding oksigen cair.

Nitrogen cair yang hingga kini menjadi agen pendingin paling populer menemukan pasangannya berkat temuan Irving S Cooper. Ia mengembangkan perangkat untuk mengantarkan nitrogen cair bersuhu hingga -196 derajat celsius.

Cooper melakukan riset kontroversial pada zamannya, mencoba mengatasi Parkonson dengan membekukan thalamus, salah satu bagian otak. Meski awalnya banyak diperdebatkan, riset Cooper memacu penggunaan nitrogen cair di dunia kedokteran.

Tahun 1967, Sterag A Zacarian mengembangkan Kyrospray yang berguna untuk mengatasi beragam masalah kulit. Ia juga mengembangkan perangkat untuk mengantarkan nitrogen cair yang lebih maju dari Cooper, bisa menembus hingga kedalaman 7 mm di bawah permukaan kulit.

Setelah Zacarian, banyak riset agen pendingin tetap dilakukan. Namun, banyak ilmuwan lebih menaruh perhatian pada upaya mengatasi berbagai jenis penyakit dengan cryosurgery. Saat ini, riset cryosurgery dan kanker payudara, prostat, dan ginjal banyak dilakukan.

Yana Zein dan siapa pun yang menikmati cryosurgery saat ini pasti menggunakan teknologi yang jauh lebih maju. Cryosurgery saat ini mampu menarget sasaran lebih tepat dengan bantuan Magnetic Resonance Imaging (MRI), memastikan, misalnya, jaringan yang dibekukan adalah jaringan kanker.

Pendekatan cryosurgery kini bahkan digunakan dalam dunia keolahragaan. Klub sepak bola Leicester City punya Cryotherapy Unit yang membantu atlet menyembuhkan cedera. Setelah latihan, atlet tidak ke sauna, tetapi memakai kostum khusus dan menghabiskan waktu di fasilitas cryotherapy bersuhu -135 derajat celsius.

Kasus Yana zein dan cryosurgery yang dijalaninya memberi gambaran bahwa sains dan teknologi tidak dihasilkan secara singkat. Riset demi riset, yang umumnya tidak hanya dilakukan oleh satu ilmuwan dari satu negara, harus dilakoni hingga bisa menciptakan teknologi mumpuni.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com