Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/05/2017, 21:17 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

KOMPAS.com - Paus tercatat senagai salah satu mamalia terbesar di bumi. Paus yang terdampar di Seram beberapa waktu lalu misalnya, ukurannya mencapai 23 meter, setara bus Transjakarta gandeng.

Namun yang tak pernah diketahui manusia, ukuran paus dulu ternyata kecil. Itu terungkap dalam catatan fosil.

Riset baru mengungkap, paus meraksasa karena sejumlah faktor yang kemudian memengaruhi penyebaran makanan favoritnya: ikan krill dan ikan kecil lainnya.

Faktor pertama adalah perubahan iklim. Adanya perubahan iklim membuat ikan krill yang semula tersebar luas di lautan menjadi terkonsentrasi di wilayah tertentu.

Paus harus bergerak menemukan populasi ikan krill dan siap menyantap dalam jumlah besar sekaligus agar efisien.

Jadilah paus berevolusi bertubuh raksasa. Paus juga punya baleen yang membantu menyaring makanan, membuat paus bisa memakan 1 pon ikan krill sekaligus.

Namun, berdasarkan penelitian Jeremy Goldbogen dari Universitas Stanford, perubahan iklim bukan satu-satunya sebab paus meraksasa.

"Baleen berkembang sekitar 20 juta tahun lalu, sementara kita tidak meliht evolusi raksasa itu hingga waktu terdekat, sekitar 3-5 juta tahun lalu," kata Goldbogen.

Golbogen bersama timnya mencoba menganalisis kejadian di samudera purba. Mereka menemukan, pada saat bersamaan dengan berkembang bearnya paus, zaman es dimulai, menyebabkan bajir nutrisi di pantai.

Bersamaan dengan itu, ada proses upwelling, gerak air di permukaan oleh dorongan angin yang memicu air di bagian bawah berpindah ke permukaan samudera.

Proses itu mengakibatkan kemelimpahan makanan yang besar di lautan. Bersama dengan kemamouan menelan makanan dalam jumlah besar sekaligus, akhirnya hewan itu meraksasa.

Dalam publikasi di Royal Society B, Golbogen dan timnya menyatakan, massa paus meningkat dari 10 ton menjadi 100 ton dalam beberapa juta tahun.

Meski sulit menggambarkan hubungan langsung antara ukuran dan dinamika samudra pada 3 juta tahun lalu, studi lainnya mendukung hasil riset ini.

"Ada kasus di mana keterbatasan dan kemelimpahan makanan mengontrol perubahan ukuran tubuh dalam waktu yang singkat," kata Goldbogen merujuk pada studi tahun 2013 yang dipublikasikandi ICES Journal of Marine Science.

"Kesimpulannya di sini, jika Anda punya cukup banyak makanan tersedia dan hewan yang sangat efisien, itu mungkin saja dapat mengembangkam ukuran tubuh lebih besar dan lebih besar," imbuhnya seperti dikutip NPR, 23 Mei 2017.

Apakah ke depan paus akan bertambah besar? Belum tahu. Tapi iklim dan makanan akan berpengaruh.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Apakah Ikan Juga Minum Saat Merasa Haus?

Oh Begitu
Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Bagaimana Cincin Saturnus Terbentuk?

Fenomena
Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Mengatasi Polusi Udara Dengan Teknologi Plasma

Fenomena
Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Bagaimana Seharusnya Sampah Dipilah?

Kita
Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Bagaimana Terumbu Karang Terbentuk?

Oh Begitu
Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Apa Itu BPA dan Dampaknya bagi Kesehatan?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Apakah Ikan Air Tawar Terbesar di Dunia?

Fenomena
Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Apa Saja Dampak Siklon Tropis terhadap Wilayah Indonesia?

Fenomena
Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Fakta-fakta Menarik Kentut, Soda Bikin Lebih Sering Kentut (Bagian 2)

Oh Begitu
Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Seberapa Akurat Ingatan Masa Kecil Kita?

Kita
Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Seperti Apa Gejala Virus Nipah yang Parah?

Oh Begitu
Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Seperti Apa Hiu Tertua yang Berusia Ratusan Tahun?

Oh Begitu
Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Apakah Ikan Air Asin Bisa Hidup di Air Tawar?

Oh Begitu
8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

8 Cara Menjaga Kesehatan Saat Cuaca Panas Ekstrem

Oh Begitu
Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Apa Penyebab Cuaca Panas Ekstrem di Indonesia?

Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com