Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hampir Semua Hewan Buang Air Selama 12 Detik, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 11/05/2017, 19:05 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Jika pernah menonton film The Last Emperor, Anda mungkin masih ingat rasa syok ketika melihat salah seorang kasim mengamati, mencium, dan “mencicipi” tinja sang kaisar.

Namun, rasa penasaran manusia terhadap tinja tidak terbatas dalam kebudayaan China saja, tetapi juga dalam kebudayaan Mesir, Yunani, hingga kedokteran modern. Salah satu pertanyaan yang umum ditanyakan oleh dokter adalah kapan terakhir kalinya Anda buang air besar dan bagaimana bentuknya.

Dalam artikel yang ditulis di The Conversation 27 April 2017, David Hu dan Patricia Yang, dua orang ilmuwan yang meneliti dinamika cairan, menceritakan bagaimana mereka mengelevasikan rasa penasaran terhadap tinja ke level yang jauh berbeda.

Bekerjasama dengan ahli bedah usus besar dan rektum, Daniel Chu, dan dua mahasiswa, Candice Kaminski dan Morgan LaMarca, mereka merekam proses pembuangan air besar dan mengambil sampel tinja dari 34 spesies mamalia di kebun binatang Atlanta untuk mengukur kepadatan dan kelekatannya.

(Baca juga: Seperti Manusia, Burung Ini Juga Pilih-pilih Teman)

Mereka menemukan bahwa mayoritas gajah dan hewan herbivora lainnya menciptakan tinja yang mengambang. Sementara itu, macan dan karnivora lainnya menghasilkan tinja yang tenggelam.

Para peneliti lalu membuat peringkat bau tinja, dimulai dengan yang paling tidak bau seperti macan dan badak hingga yang paling bau, yaitu panda.

Lebih jauh lagi, Hu dan Yang beserta timnya membuat sebuah rumus matematika untuk mengukur durasi proses pembuangan air besar.

Seperti yang diduga, hewan yang lebih besar juga menghasilkan tinja yang lebih panjang. Mereka juga buang air dengan kecepatan yang lebih tinggi. Sebagai contoh, gajah buang air dengan kecepatan enam sentimeter per detik, dua kali lipat lebih cepat dari anjing dan tiga kali lipat dari manusia.

“Bersama-sama, hal ini menunjukkan bahwa durasi buang air besar di antara spesies binatang konstan, yaitu sekitar 12 detik (kurang atau lebih tujuh detik), walaupun volumenya jauh berbeda-beda,” tulis mereka.

Bayangkan bila waktu buang air besar digambarkan dalam bentuk kurva, 66 persen hewan buang air besar dengan durasi di antara lima dan 19 detik. Padahal, tinja gajah memiliki volume 20 liter, hampir seribu kali lebih besar daripada anjing yang hanya 10 mililiter.

Jadi, bagaimana bisa hewan sebesar itu buang air besar secepat itu? Jawabannya ada pada cairan lendir tipis yang melapisi dinding usus besar.

“Lapisan lendir ini setipis rambut manusia, begitu tipis hingga kita hanya dapat mengukurnya dengan menimbang tinja setelah lendirnya menguap. Walaupun tipis, tetapi lendir ini sangat lincin dan 100 kali lebih tidak lekat daripada tinja,” tulis mereka menjelaskan.

Selama proses buang air besar, tinja bergerak seperti plug padat yang bentuknya ditentukan oleh bentuk rektum dan usus besar pembuangnya. Para peneliti menemukan bahwa tinja ternyata melar dari rektum hingga setengah usus besar.

(Baca juga: Hormon Cinta Bikin Dunia Ikan Badut Berkebalikan dengan Jagat Manusia)

Sekarang, kombinasikan panjang tinja dengan kemampuan lendir. Hewan yang lebih besar memang memiliki tinja yang lebih panjang, tetapi lendir mereka juga lebih tebal sehingga kecepatan tinggi pun dapat dicapai dengan tekanan yang sama.

“Tanpa lapisan lendir ini, buang air besar tidak akan terjadi. Perubahan pada lendir juga dapat menyebabkan beberapa penyakit, termasuk konstipasi kronis hingga infeksi oleh bakteria seperti C difficile pada usus,” tulis Hu dan Yang.

Walaupun terkesan tak berguna, para peneliti berkata bahwa hasil penemuan ini dapat diaplikasikan pada perancangan popok dewasa bagi astronot.

Mereka menulis, astronot ingin berada di dalam baju ruang angkasa mereka selama seminggu, tetapi terbatas oleh popok mereka. Dengan mengetahui kelekatan tinja, kita telah merancang popok yang menjauhkan tinja dari kulit. Popok tersebut adalah semifinalis untuk Tantangan Tinja Luar Angkasa NASA awal tahun ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com