Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apakah Garam Membuat Anda Bertambah Gendut?

Kompas.com - 05/05/2017, 19:20 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

KOMPAS.com -- Selama ini, para peneliti dan dokter mengira bahwa garam membuat seseorang kehausan dan lebih banyak minum air. Namun, sebuah studi terbaru menemukan bahwa garam ternyata juga membuat Anda lapar.

Jean Titze, MD, Associate Professor untuk pengobatan, fisiologi molekul, dan biofisika di Vandebilt University, Nashville, Amerika Serikat, dan penulis utama studi ini, mengatakan, selama ini kita selalu berfokus pada pengaruh garam terhadap tekanan darah. Kita perlu memperluas konsep ini ke pola makan.

(Baca juga: Ini Jumlah Lemak yang Boleh Dikonsumsi jika Ingin Turun Berat Badan)

Dalam studi yang dipublikasikan bulan lalu dalam jurnal The Journal of Clinical Investigation, Titze bersama timnya mendapat kesempatan untuk melakukan pengamatan terhadap dua grup yang terdiri dari 10 astronot Rusia yang melakukan simulasi perjalanan ke Mars.

Grup pertama melakukan perjalanan selama 105 hari dan grup kedua selama 205 hari. Tidak ada perbedaan pola makan di antara keduanya, kecuali kandungan garam.

Pertama, mereka diberikan 12 gram garam per hari, dua kali lipat dari anjuran dokter. Lalu, setelah beberapa minggu, kandungan tersebut dikurangi menjadi sembilan gram dan pada tiga minggu terakhir diturunkan kembali menjadi enam gram.

Ternyata, para astronot justru malah meminum lebih banyak air ketika kandungan garam dalam makanannya dikurangi. Selain itu, mereka juga lebih cepat lapar ketika mengonsumsi lebih banyak garam.

“Kita bilang, kalian tidak mungkin lapar, jumlah makanan kalian tetap sama seperti sebelumnya. Yang berubah hanya kandungan garamnya,” kata Titze.

(Baca juga: Berat Badan Naik Bukan Hanya karena Banyak Makan?)

Para peneliti yang kebingungan mengapa para astronot malah lapar ketika mengonsumsi banyak garam kemudian melakukan eksperimen pada tikus.

Mereka menemukan bahwa ketika memakan banyak garam, hati tikus memproduksi urea untuk melawan efek sodium dan menjaga kadar air dalam tubuh. Namun, memproduksi urea membutuhkan lebih banyak energi sehingga tubuh menjadi lebih cepat lapar.

Selain mengubah pandangan kita terhadap garam, penelitian ini juga mengubah anggapan terhadap fungsi urea.

“(Urea) bukan sekadar limbah seperti yang dikira selama ini. Sebaliknya, urea justru osmolit yang sangat penting, sebuah senyawa yang mengikat air dan memindahkannya,” kata Prof Friedrich C Luft, MD dari Charite dan MDC yang juga menulis penelitian ini.

Dia melanjutkan, urea berfungsi untuk menjaga kadar air ketika tubuh kita mengeluarkan garam. Alam ternyata telah menemukan cara untuk menjaga air yang bisa terbawa menuju urin oleh garam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com