Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terobosan Baru, Ilmuwan Tumbuhkan Bayi Domba dalam Kandungan Buatan

Kompas.com - 05/05/2017, 16:08 WIB
Shierine Wangsa Wibawa

Penulis

Sumber The Verge

KOMPAS.com -- Sekelompok peneliti baru saja mengumumkan keberhasilan mereka menumbuhkan delapan janin domba yang terlahir prematur dalam kandungan buatan selama empat jam.

Keberhasilan tersebut membuka berbagai kemungkinan untuk menumbuhkan bayi manusia dalam kandungan buatan.

Namun, Alan Flake, dokter bedah janin Children’s Hospital of Philadelphia dan pemimpin studi yang dipublikasikan dalam Nature Communication ini mengingatkan untuk tidak mendahului data yang ada.

“Mustahil untuk mengambil embrio yang masih baru bertumbuh dan memasukkannya ke dalam mesin kami tanpa bantuan sang ibu,” katanya.

Sebaliknya, Biobag, nama kandungan buatan tersebut, dirancang untuk membantu janin yang terlahir beberapa bulan lebih awal agar dapat bertumbuh secara normal seperti di dalam uterus.

(Baca juga: Seorang Bayi Lahir dari Tiga Orangtua Kandung berkat Teknik Kontroversial)

Selama ini, janin-janin sangat prematur (terlahir sebelum minggu ke-28) yang berhasil dilahirkan membutuhkan perawatan ekstra, mulai dari ventilasi mekanis, medikasi, dan IV untuk nutrisi dan cairan.

Lalu, setelah melewati masa-masa awal tersebut, sebanyak 20 hingga 50 persen masih harus mengalami berbagai masalah kesehatan karena pertumbuhan organ yang terhambat.

Melalui Biobag, janin-janin tersebut dapat merasakan pertumbuhan yang lebih normal, menumbuhkan organ yang dibutuhkan, dan meminimalisir penyakit bawaan.

Children's Hospital of Philadelphia Biobag

Untuk mensimulasikan uterus ibu, Biobag terdiri dari plastik bening berisi cairan elektrolit yang dilengkapi dengan sistem sirkulasi buatan.

Cairan ini mirip dengan cairan amniotik di dalam uterus dan bergerak keluar masuk dari kantung untuk membersihkan Biobag, melindungi janin dari bakteria, dan menjaga agar paru-paru janin tetap berisi cairan.

Lalu, untuk mensimulasikan sistem sirkulasi darah yang menghubungkan ibu dengan janin dan menukar karbon dioksida menjadi oksigen, Flake dan koleganya menciptakan sebuah sistem sirkulasi buatan tanpa pompa.

Hal ini karena darah perlu mengalir dengan tekanan yang cukup, tetapi pompa buatan dapat merusak jantung bayi.

Mereka pun menghubungkan tali pusar janin dengan sistem sirkulasi buatan dan membiarkan detak jantung janin memompa sirkulasinya.

(Baca juga: Pertama Kali, Ilmuwan Ciptakan Embrio Campuran Babi dan Manusia)

Sejauh ini, Flake dan koleganya telah mengujicobakan Biobag pada delapan anak domba yang terlahir setelah 105 hingga 120 hari dalam kandungan (seperti janin manusia yang lahir pada minggu ke-22 dan 24) selama empat minggu.

Setelah empat minggu, kedelapan anak domba dipindahkan ke ventilasi mekanis biasa seperti bayi prematur pada umumnya. Mereka memiliki tingkat kesehatan yang sama dengan bayi domba berusia sama yang terlahir melalui proses cesarian section.

Kemudian, ketika salah satu anak domba yang telah bisa bernafas sendiri disuntik mati dan diotopsi, para peneliti menemukan bahwa paru-paru dan jantung, kedua organ yang biasanya terganggu akibat kelahiran prematur, berfungsi layaknya janin domba yang terlahir normal.

Kini, para peneliti berniat untuk mengujicobakan Biobag pada janin manusia, tentunya setelah riset lebih jauh telah dilakukan untuk memastikan keamanannya.

“Aku rasa cukup realistis untuk memperkirakan bahwa uji coba pertama pada manusia dapat dilakukan tiga tahun lagi,” kata Flake.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber The Verge
Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com