Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mari Skeptis, Benarkah "Blue Whale Challenge" Memicu Bunuh Diri?

Kompas.com - 03/05/2017, 18:39 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - "Blue Whale Challenge" yang ramai diperbincangkan di media sosial bukan hal baru. Isu itu sudah tersebar di Rusia pada Mei 2016 lalu, melebar ke Eropa Barat dan Amerika Serikat kemudian, dan akhirnya hari ini sampai di Indonesia.

Permainan itu diisukan memicu 130 anak muda Rusia bunuh diri. Alhasil, para orang tua di dunia, termasuk di Indonesia, khawatir. Namun, hasil investigasi yang dilakukan Radio Free Europe dan perusahaan pengonfirmasi fakta Snopes serta pernyataan UK Safer Internet Center mengungkap, itu hoax, berita yang salah.

Baca Juga: Ini yang Sebenarnya Akan Anda Alami jika Main "Blue Whale Challenge"

Blue Whale Challenge sebagai komunitas memang eksis. Permainan dalam komunitas itu, seperti jenis game lain, mungkin saja memicu anak muda yang mengalami depresi dan irasional bunuh diri. Namun kaitan antara Blue Whale Challenge dengan bunuh diri seperti diberitakan sama sekali tak terkonfirmasi.

Kisah Blue Whale Challenge dan bunuh diri dimulai dari laporan Noyaya Gazeta. Media itu memberitakan, "Kami menghitung 130 anak-anak bunuh diri di Rusia antara November 2015 - April 2016. Hampir seluruhnya tergabung dalam grup online yang sama."

Salah satu kasus bunuh diri yang disebut adalah yang terjadi pada remaja berusia 19 tahun di Karaganda, Kazakhstan pada 6 Februari 2016. Remaja itu bunuh diri dengan menggantung dan kematiannya dikaitkan dengan Blue Whale Challenge.

Namun, penelusuran Radio Free Europe mengungkap, kematian itu dipicu oleh depresi, bukan permainan online itu. Kematian lain memang menimpa pemain Blue Whale Challenge tetapi tak bisa dikaitkan dengan permainan tersebut.

Laporan Meduza menyebut, pernyataan Noyaya Gazeta bahwa Blue Whale memicu bunuh diri adalah opini. Editor mengaitkan permainan dengan aksi bunuh diri karena banyak pemainnya yang bunuh diri. Padahal, lebih masuk akan menyimpulkan bahwa banyak remaja, termasuk yang memainkan Blue Whale, mengalami depresi.

Baca Juga: Blue Whale Challenge Seram, Tapi Ini Alasan Anda Tak Perlu Parno

Lantas bagaimana bisa sesama grup Blue Whale Challenge bunuh diri? Di Rusia, tingkat bunuh diri memang tergolong tinggi. Data pemerintah Rusia menyebut, 62 persen bunuh diri pada remaja terkait konflik teman dan guru, keluarga, dan ekonomi.

Penny Patterson dari London Grid for Learning (LGFL) dalam himbauan yang dirilis UK Safer Internet Center menyatakan, "Anak-anak seharusnya menjadi pusat perhatian kita, dan bila butuh berita untuk membuat kita sadar, seperti hoax 'blue whale', maka kita harus mempertanyakan komitmen perlindungan kita."

UK Safer Internet Center mengajak orang tua untuk meluangkan waktu untuk bersama anaknya, termasuk mendiskusikan apa yang diakses anaknya secara online. Orang tua diminta memberi pemahaman pada anak tentang batasan usia, pengaturan privasi, dan fitur blok serta laporkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Video Pilihan Video Lainnya >

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com