KOMPAS.com -- Pada saat ini, jumlah sampah yang mengapung dan tenggelam di lautan telah mengancam ekosistem. Sebuah studi pada tahun 2015 bahkan memperkirakan bahwa sekitar lima hingga 13 juta ton sampah plastik dibuang ke lautan pada tahun 2010.
Namun, sebuah studi baru mengungkapkan bahwa sampah-sampah tersebut telah terbawa arus dan mengotori lautan Arktik.
Dilaporkan dalam jurnal Science Advances, ekspedisi Tara Oceans yang mengitari kutub utara pada tahun 2013 menemukan ratusan ton sampah plastik di area tersebut.
Berdasarkan pengamatan, sekitar sepertiga dari 42 sampel tidak memiliki sampah sama sekali. Namun, di sisi lain, sebanyak 100 hingga 1200 ton telah terakumulasi di lautan Greenland dan Barents.
“Walaupun sebagian besar dari Arktik baik-baik saja, ada satu titik, satu area yang sangat-sangat kotor,” ujar penulis studi tersebut, Erik van Sebille yang berada di Imperial College London ketika penelitian ini dimulai dan kini di University of Utrecht.
Walaupun tumpukan sampah baru ini hanya mencakup sekitar tiga persen dari seluruh sampah di lautan, tetapi Andrés Cózar dari University of Cadiz, Spanyol, yang turut menulis penelitian ini berkata bahwa penemuan ini sangat mengejutkan.
“Kita tidak menyangka akan menemukan jumlah plastik sebanyak itu di sana, sebuah area yang jauh dari populasi manusia dan sumber polusi plastik,” ucapnya.
Para peneliti bahkan berkata bahwa kepadatan sampah plastik di area tersebut hampir menyamai perairan yang dekat dengan ekuator. “Mungkin masih ada lebih banyak plastik di dasar lautan,” tulis mereka dalam studi tersebut.
Lalu, berdasarkan pengamatan, fragmen-fragmen tersebut diperkirakan berasal dari pantai timur Amerika Serikat dan Eropa sebelum terbawa arus laut ke arah utara.